Mungkin judul ini terasa sadis, tetapi begitulah realitanya. Kekalahan 5-1 atas Australia saja bergaung di medsos “Patrick Out”. Sebenarnya kalau mau jujur “penghakiman” oleh sebagian besar atau banyak fans Indonesia adalah hal yang wajar. Keputusan pemecatan Shin Tae Yong-STY digantikan Patrick Kluivert dianggap bernuansa kepentingan, tidak bernuansa kebijakan sepak bola semata. Masyarakat sangat ingin STY-lah yang seharusnya menerima kesuksesan atau kegagalan timnas di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Seperti kata Erick Thohir sendiri, semua keputusan yang sudah dipikirkan masak-masak tetap mengandung resiko kegagalan. Artinya sangat wajar kalau masyarakat merasa berhak “menghakimi” keduanya, meskipun masyarakat tak punya hak memecat keduanya. Masyarakat hanya bisa “menghakimi” lewat media sosial, yang kadang lebih sadis dari penghakiman lewat Munaslub, yang terkadang syarat politik, dan perebutan kekuasaan. Masyarakat tak punya hak organisasi, cuma hak “berisik”, dan mempermalukan.
Dampak akan berkepanjangan.
Mari kita lihat dampak sepak bola dulu. Jika malam ini Indonesia tak bisa menang melawan Bahrain, cita-cita menonton Indonesia di Piala Dunia 2026 hampir bisa dikatakan “pupus”. Meskipun masih ada peluang, hanya keajaiban yang bisa membawanya ke babak ke-4. Kegaduhan pasti terjadi,mungkin tidak saja di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata. Semoga penonton di GBK bisa bersikap dewasa dan berani menghadapi realita, sehingga tak perlu anarkis. Pencinta sepak bola tak percaya lagi Erick Thohir yang di awal kepemimpinannya mendapat kepercayaan masyarakat cukup baik. Tetapi bahkan mulai berdengung di media sosial Erick Thohir atau orang di sekitarnya terlibat juga”mafia bola”. Sepak bola Indonesia mungkin juga kembali ke titik nol, ini tentu sangat mengerikan, kalau kemudian misalnya Erick Thohir berani mundur, kita bertanya-tanya masih adakah orang yang benar-benar jujur mengurus sepak bola Indonesia.
Mengapa demikian ?
Mari kita lihat politiknya. Dari segi politik DPR maupun Pemerintah tidak lagi percaya bahwa proyek naturalisasi pemain berdampak pada prestasi. Naturaliasi mungkin akan di-stop, pembina sepak bola Indonesia berani meradang. Kepercayaan terhadap pemain naturalisasi juga akan turun. Belum lagi bagaimana status pemain nauralisasi jika nanti dipinggirkan.
Memang mungkin tidak akan sampai menaikkan suhu politik, tetapi perebutan Ketum PSSI dan Exco akan gaduh. Semua akan cair jika Indonesia menang lawan Bahrain, China, dan Jepang kemudian lolos ke Piala Dunia 2026.
Pertandingan malam ini.

Kira-kira akan seperti apa pertandingan malam ini ? Di atas kertas Indonesia bisa menang lawan Bahrain, meskipun peringkatnya di bawah Bahrain.
Apa dasarnya. Main di kandang kita imbang 2-2, nyaris menang bahkan kalau tidak ada tragedi menit 99, Indonesia menang 2-1. Saat ini skuad juga lebih komplit dan kuat, lini depan dan tengahnya. Meskipun Mees Hilgers cidera, kita tak kekurangan pemain belakang masih ada Shayne Pattinama, Justin Hubner, Kevin Dick, Rizki Ridho, dan Jordi Amat.