Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Bantai Inter Milan, PSG Raih Trofi UCL untuk Pertama Kalinya – mahjong ways

Bantai Inter Milan, PSG Raih Trofi UCL untuk Pertama Kalinya

Magis & ‘mitos’ Allianz Arena, Munchen dalam ‘melahirkan’ juara baru UCL ternyata masih berlanjut. Kali ini, giliran Paris Saint-Germain yang akhirnya berhasil meraih trofi UCL pertamanya sepanjang sejarah setelah membantai Inter Milan dengan skor yang sangat mencolok, 5-0! Laga final yang sebenarnya digadang-gadang akan seru dan berdarah-darah tersebut ternyata malah menjadi laga yang ‘berat sebelah’ dimana PSG tampil paling dominan dan menguasai seluruh babak pertandingan. Dengan demikian, PSG sukses meraih treble winner di musim 2024-25. Sementara itu, kekalahan yang sangat amat menyakitkan di final ini membuat Inter Milan terpaksa mengakhiri musim 2024-25 dengan tanpa gelar apapun setelah di dua kesempatan sebelumnya gagal meraih Coppa Italia dan Scudetto.

Jalannya Pertandingan

Desire Doue yang menjadi bintang kemenangan PSG dengan mencetak brace ke gawang Inter Milan. Sumber: getty images (picture alliance)
Desire Doue yang menjadi bintang kemenangan PSG dengan mencetak brace ke gawang Inter Milan. Sumber: getty images (picture alliance)

Dalam pertandingan ini, di kubu PSG, Luis Enrique memasang formasi 4-3-3 dengan Desire Doue, Dembele, dan Kvaratskhelia yang dipercaya sebagai lini depan. Sementara di kubu Inter, Simone Inzaghi tetap memasang formasi andalan 3-5-2 dengan Lautaro & Marcus Thuram yang tetap menjadi starter lini depan. Babak pertama berjalan, Inter tampak kesulitan dalam membangun serangan karena beberapa pemain PSG menerapakan pressing ketat dan pertahanan yang solid. Sementara itu, PSG beberapa kali justru begitu mudah memasuki pertahanan Yann Sommer dkk dan beberapa kali pula menciptakan peluang. Sayangnya, sepakan Dembele dan Doue masih terlalu pelan dan mudah bagi Sommer untuk mengantisipasinya. Gol kemudian tercipta di menit ke 12 bagi PSG, bermula dari jebakan offside yang gagal, Doue melepaskan umpan ke arah Hakimi yang tanpa kawalan dan berbuah gol. Hakimi yang merupakan mantan pemain Inter tidak melakukan selebrasi. Selepas gol tersebut, Inter mencoba untuk keluar dari tekanan namun semakin kesulitan. Hasilnya, Inter kembali kebobolan di menit ke 20 melalui gol Desire Doue yang menerima umpan dari Ousmane Dembele. Tembakan pemain berusia 19 tahun tersebut sempat mengenai kaki dari Di Marco sebelum masuk ke gawang Sommer yang sudah mati langkah. PSG semakin gancar membombardir pertahanan Inter, namun tidak ada gol tambahan. Skor 2-0 untuk PSG bertahan hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, Inzaghi tak melakukan perubahan apapun di menit awal dan tetap kembali kesulitan menembus pertahanan PSG. Meski memasukkan Bisseck, Zalewski, Augusto, dan Darmian di pertengahan, namun tetap saja tidak membuahkan hasil. Justru malah PSG yang makin semangat untuk terus menggempur Inter Milan. Beberapa kali peluang tercipta melaluiKvaratskhelia, namun tendangannya masih menyamping dan melambung diatas mistar. Di menit 63, PSG berhasil mencetak gol ketiga melalui Desire Doue. Doue mencetak gol keduanya setelah menerima umpan dari Vitinha. Tendangannya yang memojok idak dapat diantisipasi oleh Sommer. Barcola masuk di babak kedua menggantikan Doue, dan sempat hampir mencetak gol. Sayangnya, kedua peluangnya masih menyamping dan melambung diatas mistar. PSG kembali menambah keunggulan menjadi 4-0 melalui Kvaratskhelia yang menerima umpan terobosan dari Dembele. Lolos dari perangkap Offside, Kvara yang 1 vs 1 dengan Sommer berhasil menjebloskan bola ke dalam gawang. Tertinggal 4 gol membuat Lautaro dkk runtuh mentalnya. Sempat memiliki peluang emas melalui Thuram, namun peluang tersebut dapat digagalkan oleh Donnarumma. PSG tidak mengendurkan serangan dan justru semakin menggila dengan memasukkan beberapa pemain pengganti seperti Goncalo Ramos, Mayulu, dan Lucas Hernandes menggantikan Kvara, Ruiz, dan Nuno Mendes. Hasilnya,di menit 86 PSG menambah 1 gol lagi melalui Mayulu yang menerima umpan dari Bredley Barcola. Inter semakin rapuh dan tak berdaya. Skor 5-0, dan tidak ada tambahan waktu di babak kedua. PSG keluar sebagai juara baru UCL! Dengan gelar juara ini, PSG resmi meraih treble winner di musim 2024-25 era kepelatihan Luis Enrique. Dan gelar treble ini juga menjadikan Luis Enrique sebagai pelatih kedua yang berhasil meraih treble di dua klub berbeda setelah Pep Guardiola. Disisi lain, kelahan memalukan ini membuat Inter Milan harus mengakhiri musim 2024-25 dengan tanpa gelar apapun setelah sebelumnya gagal meraih Scudetto dan juga gagal ke final Coppa Italia. 

Meski tercipta 5 gol, namun ini adalah laga final UCL terburuk dan membosankan. Bagaimana tidak, hanya PSG saja yang paling mendominasi serangan dan selalu menciptakan peluang emas, sementara Inter Milan justru dibuat ‘mati kutu’ dan hampir tidak ada pergerakan sama sekali. Meski demikian, selamat untuk PSG atas gelar UCL pertamanya dan tetap semangat untuk Inter Milan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *