Senja belum habis saat Syabila Khanaya Ardianti melangkah ke tengah lapangan Godam Mampang untuk terakhir kalinya bersama Queen United. Bukan dengan air mata, tapi dengan senyum yang menyimpan rindu dan semangat. Ini bukan akhir—ini permulaan menuju mimpi yang lebih besar: Akademi Persib Bandung, tempat di mana tekad muda diuji dan cita-cita dijemput dengan kerja keras.
Khanaya, striker muda asal Kota Depok, resmi dikontrak oleh Akademi Persib selama tiga tahun. Tanggal 7 Juni 2025 akan menjadi tonggak baru dalam kariernya: mengenakan seragam biru dan menjalani training intensif di bawah kurikulum unggulan yang memadukan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia), pendekatan taktik Inter Milan, dan gaya permainan kolektif Persib yang khas. Kesempatan ini harus dimanfaatkan maksimal untuk mengasah finishing, positioning, kecepatan, serta kemampuan membaca permainan (game intelligence)—modal penting bagi penyeramg yang ingin menjadi tajam dan konsisten mencetak gol.
Perjalanan Khanaya ke titik ini adalah buah dari latihan keras, kedisiplinan, dan semangat tinggi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi Queen United sejak bergabung pada 2023 silam. Prestasinya sudah berbicara, diantaranya Juara 2 Piala Ketua KONI Kota Depok, Juara 1 Turnamen Putra Kusuma Cup, dan Juara 3 Turnamen Gelora Putri Depok. Pengalaman match dan teamwork di lapangan kecil telah membentuk karakter dan mental juara dalam diri Khanaya.
Sebagai wujud cinta dan penghormatan, Queen United menggelar testimonial match atau laga perpisahan pada Sabtu, 31 Mei 2025, di lapangan Godam Mampang, Depok. Lawannya adalah Astam FC dari Tangerang Selatan, simbol perpisahan manis sekaligus dukungan untuk perjalanan baru striker andalan mereka ke Akademi Persib Bandung.
Bagi Khanaya, akademi bukan sekadar tempat berkarir, melainkan ladang penempaan jati diri. Di Ciamis, ia ingin tumbuh menjadi pemain yang tak hanya menguasai teknik seperti dribbling dan heading, tetapi juga disiplin dan kerja sama (team chemistry) yang kuat, nilai-nilai yang menjadi fondasi menuju karier profesional dan mimpi berseragam Timnas.
Di balik keberangkatan Khanaya dari Depok, tersimpan warisan tak terlihat dari sang ayah, Syafrizal—dorongan tak henti untuk terus maju. Nilai perjuangan, ketekunan, dan keyakinan menjadi bahan bakar batin yang menguatkan langkahnya di jalan penuh tantangan. Khanaya melangkah bukan hanya sebagai atlet, tapi juga sebagai perempuan muda yang percaya kekuatan mimpi lahir dari tekad dan keberanian menembus batas.
Sore itu, Queen United tak hanya melepas striker andalannya, tapi juga menitipkan harapan kepada langit Galuh: semoga gadis yang dulu hanya berlari di lapangan kecil Mampang ini, kelak mengguncang stadion besar dengan seragam kebanggaan, dan mengibarkan merah putih di kancah yang lebih megah.
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI