Bantai Inter Milan, PSG Raih Trofi UCL untuk Pertama Kalinya

Magis & 'mitos' Allianz Arena, Munchen dalam 'melahirkan' juara baru UCL ternyata masih berlanjut. Kali ini, giliran Paris Saint-Germain yang akhirnya berhasil meraih trofi UCL pertamanya sepanjang sejarah setelah membantai Inter Milan dengan skor yang sangat mencolok, 5-0! Laga final yang sebenarnya digadang-gadang akan seru dan berdarah-darah tersebut ternyata malah menjadi laga yang 'berat sebelah' dimana PSG tampil paling dominan dan menguasai seluruh babak pertandingan. Dengan demikian, PSG sukses meraih treble winner di musim 2024-25. Sementara itu, kekalahan yang sangat amat menyakitkan di final ini membuat Inter Milan terpaksa mengakhiri musim 2024-25 dengan tanpa gelar apapun setelah di dua kesempatan sebelumnya gagal meraih Coppa Italia dan Scudetto.Jalannya Pertandingan Desire Doue yang menjadi bintang kemenangan PSG dengan mencetak brace ke gawang Inter Milan. Sumber: getty images (picture alliance) Dalam pertandingan ini,…
Read More

Eliano Reijnders dan Batas Empati Netizen, Sepak Bola Bukan Segalanya

Jakarta --- Dunia sepak bola Indonesia kembali diguncang, bukan oleh hasil pertandingan, tapi oleh perdebatan seputar komitmen dan kemanusiaan. Eliano Reijnders, pemain naturalisasi berdarah Belanda yang belum lama disahkan menjadi Warga Negara Indonesia, menuai hujatan dari sebagian netizen karena memilih absen dari panggilan timnas. Alasannya sederhana, namun penting: ia ingin mendampingi istrinya yang sedang hamil.Bagi sebagian besar orang yang memahami makna keluarga, keputusan ini sangat manusiawi. Tapi di media sosial, pernyataan itu justru berubah menjadi bumerang. Komentar bernada sinis, ejekan, bahkan cercaan mewarnai lini masa. Ada yang menyebutnya tidak cinta Indonesia, ada pula yang membandingkan dedikasinya dengan pemain-pemain lain yang tetap datang meski jauh dari keluarga. Padahal, narasi semacam ini sangat menyederhanakan realitas hidup atlet profesional. Kita lupa, Reijnders baru saja menyelesaikan proses naturalisasi. Ia belum pernah benar-benar bermain di…
Read More

Jogging Sekarang Menjadi Tren Olahraga Semua Kalangan Masyarakat

Jogging, atau lari santai, merupakan olahraga kardio yang dilakukan dengan kecepatan sedang dan stabil. Berbeda dari lari cepat (sprint), jogging tidak terlalu menuntut kemampuan fisik yang tinggi, sehingga dapat dilakukan oleh hampir semua orang tanpa memerlukan peralatan khusus. Cukup dengan sepatu lari yang nyaman dan pakaian olahraga, seseorang dapat melakukan jogging kapan pun dan di mana pun, baik di taman, jalan lingkungan, hingga jalur lari di pusat kebugaran Fenomena meningkatnya minat masyarakat terhadap jogging tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang memengaruhi tren ini, salah satunya adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir turut berkontribusi besar dalam membentuk pola pikir baru terkait kesehatan. Banyak individu yang sebelumnya tidak terlalu memedulikan aktivitas fisik, kini mulai rutin berolahraga demi menjaga imunitas tubuh.…
Read More

Jejak Baru Khanaya: Striker Queen United Bersiap Berkiprah di Akademi Persib

Senja belum habis saat Syabila Khanaya Ardianti melangkah ke tengah lapangan Godam Mampang untuk terakhir kalinya bersama Queen United. Bukan dengan air mata, tapi dengan senyum yang menyimpan rindu dan semangat. Ini bukan akhir—ini permulaan menuju mimpi yang lebih besar: Akademi Persib Bandung, tempat di mana tekad muda diuji dan cita-cita dijemput dengan kerja keras.Khanaya, striker muda asal Kota Depok, resmi dikontrak oleh Akademi Persib selama tiga tahun. Tanggal 7 Juni 2025 akan menjadi tonggak baru dalam kariernya: mengenakan seragam biru dan menjalani training intensif di bawah kurikulum unggulan yang memadukan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia), pendekatan taktik Inter Milan, dan gaya permainan kolektif Persib yang khas. Kesempatan ini harus dimanfaatkan maksimal untuk mengasah finishing, positioning, kecepatan, serta kemampuan membaca permainan (game intelligence)—modal penting bagi penyeramg yang ingin menjadi tajam…
Read More

Tanpa Pemain Bintang, Treble Winner Luis Enrique Samai Rekor Pep Guardiola

Sama-sama dari Spanyol, juga pernah melatih Barcelona, serta meraih treble winner dua kali di klub berbeda. Itulah gambaran kesamaan Pep Guardiola dan Luis Enrique dalam dunia sepak bola sekarang. Bahkan, keduanya pernah meraih treble winner di klub yang sama: Barcelona.Mulai pagi tadi (1/6), usai PSG menang meyakinkan 5-0 atas Inter Milan, dalam final Liga Champions (UCL), di Jerman, Luis Enrique setara dengan pencapaian Pep Guardiola, sebagai pelatih elit Eropa. Keduanya sama-sama sudah meraih treble winner dua kali di klub yang berbeda. Pep meraih treble winner perdananya bersama Barcelona (2008/2009) dan kedua bersama Manchester City (2023). Sedangkan, Luis Enrique meraih treble winner pertama bersama Barcelona (2014/2015) dan kedua bersama PSG tadi pagi. Namun, raihan Luis Enrique bisa dibilang lebih istimewa. Sebab, mantan pelatih timnas Spanyol itu meraih prestasi itu tanpa pemain bertabur bintang.…
Read More

3 Analisis Faktor Kekalahan Inter Milan atas PSG, Liga Champions 2024/25

Kekalahan telak Inter Milan 0-5 dari Paris Saint-Germain (PSG) dalam final Liga Champions UEFA 2024--2025 yang berlangsung pada 1 Juni 2025 di Allianz Arena, Munich. Kemenangan ini menandai gelar pertama PSG di ajang Liga Champions, sementara kekalahan ini menjadi luka besar bagi Inter Milan dan sepak bola Italia secara keseluruhan. Dalam tulisan ini, akan dijabarkan tiga faktor utama yang menjadi penyebab kekalahan Inter Milan, berdasarkan analisis dari media internasional terkemuka seperti The Guardian, L'quipe, Cadena SER, dan Die Welt.1. Kelemahan Taktik dan Kesalahan Strategis Simone InzaghiSalah satu sorotan paling tajam dari kekalahan Inter Milan datang dari sektor taktik dan pendekatan permainan yang dipilih pelatih Simone Inzaghi. Surat kabar The Guardian menulis tajuk "La dbcle" untuk menggambarkan kehancuran total Inter Milan dalam laga ini. Media Inggris tersebut juga mengkritisi Inzaghi yang…
Read More

Inter Milan, Si (Paling) Antiklimaks Eropa

Inter Milan punya kans mencapai treble winner musim ini. Tapi, satu-satu dari ekspektasi itu rontok seperti bunga-bunga kertas di terpa angin pancaroba. Di level persaingan domestik, anak asuh Simone Inzaghi ini pada akhirnya diminta bertekuk lutut di depan Napoli-nya Antonio Conte. Pelatih yang membuat Juventus kembali ke kasta ningrat Serie A dalam episode dominasi yang panjang itu.  Conte membuktikan diri jika diibaratkan puisi, ia adalah proses kreatif yang selalu berapi-api, total, dengan garansi kualitas yang selalu berada di garda depan. Energi kompetitifnya seperti gak ada habisnya. Kemudian, dalam perebutan Coppa Italia, second target mereka, Lautaro Martinez, dkk cuma bisa sampai di Semifinal. Mereka dimakan oleh saudara sekotanya yang musim ini tampil buruk sekaligus menunjukan optimisme Zlatan Ibrahimovic kepada Paulo Fonseca di awal musim hanyalah klaim tanpa dasar. Thiago Motta, memang pada akhirnya senasib…
Read More

Keajaiban Treble, Kejeniusan Dua Maestro Pep dan Enrique

Dalam dunia sepak bola, ada momen-momen yang tak sekadar menjadi catatan sejarah, tetapi juga mengguncang jiwa, membakar semangat, dan mengukir kenangan abadi di hati jutaan penggemar.Salah satu pencapaian tertinggi dalam olahraga ini adalah meraih treble, gelar liga domestik, piala domestik, dan Liga Champions UEFA dalam satu musim.Namun, ada sesuatu yang jauh lebih langka, lebih megah, dan lebih emosional yakni menjadi pelatih yang mampu mencapai treble bersama dua klub berbeda. Hanya dua nama yang bertahta di puncak prestasi ini. Pep Guardiola dan Luis Enrique. Mereka bukan sekadar pelatih, tapi seniman atau filsuf yang telah menorehkan kisah epik membawa air mata kebahagiaan dan kebanggaan bagi penggemar di seluruh dunia. Pep Guardiola, Arsitek Impian yang Tak Pernah BerhentiBayangkan berada di Camp Nou pada musim 2008/09, ketika Pep Guardiola, seorang putra Catalunya, memimpin Barcelona…
Read More

Kunlavut Membuat Thailand Menjadi Juara Umum

Singapore Open 2025 adalah kejuaraan bulutangkis Super 750, dengan total hadiah USD 1,000,000.Dihelat di Singapore Indoor Stadium, Singapura. Hari ini sudah memasuki babak final.Hasil final adalah : Ganda campuran Hong Kong, Tang Chun Man / Tse Ying Suet ditaklukkan pasangan Thailand, Dechapol /  Supissara 16-21, 9-21. Maka juara ganda campuran diraih pasangan Thailand, Dechapol / Supissara.Ganda putra Korea, Seo Seung Jae / Kim Won Hoo ditumbangkan pasangan Malaysia, Aaron Chia / Soh Wooi Yik 21-15,18-21, 19-21.Aaron Chia/ Soh Wooi Yik memperoleh gelar juara ketiga kalinya di tahun ini.Ganda putri Jepang, Rin / Kie  dikalahkan pasangan Korea, Kim Hye Jeong / Kong Hee Yong 16-21,14-21. Juara ganda putri diraih pasangan KoreaTunggal putra China Lu Guang Zu ditaklukkan tunggal putra Thailand, Kunlavut 6-21, 10-21.Dan gelar juara tunggal putra lari ke Thailand. HALAMAN…
Read More

Seharusnya Xana Ada di Sini, Kisah Haru Luis Enrique Kenang Mendiang Putrinya

Pada malam yang penuh gemerlap di Allianz Arena, 1 Juni 2025, ketika Paris Saint-Germain mengangkat trofi Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub dengan kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan, dunia menyaksikan sebuah kisah yang jauh lebih besar dari sekadar sepak bola.Di balik sorak sorai penonton dan kilau trofi, ada seorang ayah, Luis Enrique, yang membawa mendiang putrinya, Xana, dalam setiap detak jantungnya.Kemenangan ini bukan hanya tentang kejayaan klub, tetapi tentang cinta abadi seorang ayah untuk putrinya yang telah pergi, sebuah perjalanan emosional yang penuh luka, harapan, dan dedikasi. Xana Martinez, putri bungsu Luis Enrique, meninggalkan dunia pada Agustus 2019 di usia sembilan tahun setelah berjuang melawan osteosarcoma, sebuah kanker tulang yang langka dan kejam. Kepergiannya adalah pukulan telak bagi Luis Enrique, seorang pelatih yang dikenal karena ketangguhannya di…
Read More