Kutai Kartanegara tak hanya kaya sejarah, tapi juga kini menjelma sebagai pusat kekuatan sepak bola usia muda Kalimantan Timur. Dua gelar prestisius dari Piala Soeratin 2025, U-15 dan U-13, dibawa pulang oleh wakil Kukar: GMK dan Majaputra FC. Sebuah dominasi yang bukan kebetulan, melainkan hasil dari konsistensi pembinaan dan semangat kolektif di akar rumput.
Di kategori U-15, GMK Kukar menutup leg kedua final di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, dengan kemenangan meyakinkan 3-0 atas Akademi Pelangi Mandau. Setelah hasil imbang 2-2 di leg pertama, GMK tampil garang. Serangan intens, pressing cepat, dan kontrol emosi menjadi senjata utama. Mereka unggul agregat 5-2 dan berhak mewakili Kalimantan Timur ke putaran nasional.
Meski harus mengakui keunggulan lawan di partai puncak, Akademi Pelangi Mandau tetap pulang dengan kepala tegak, menyandang gelar runner-up yang penuh perjuangan. Sementara itu, Sangatta Soccer Academy memastikan finis di urutan ketiga setelah menundukkan Borneo FC Samarinda dalam duel seru dengan skor 4-2.
Sementara itu, Majaputra FC, sesama wakil Kukar, berjaya di kelompok U-13. Mereka menumbangkan SSB Bintang Timur Balikpapan dengan agregat tipis 2-1. Permainan mereka cerdas, sabar, dan efisien. Gelar juara ini semakin menegaskan bahwa bibit-bibit terbaik sepak bola usia dini di Kalimantan Timur tumbuh subur di tanah Kukar.
Kilau Piala Soeratin Kaltim tak hanya terpahat di papan skor, tetapi juga dalam gemilang para pemain terbaiknya. Di kelompok U-15, gelar Best Player menghampiri Nizar Mu’afa (GMK Kukar), sementara Rafa Virgio (GMK Kukar) menjaga gawangnya hingga layak menyandang Best Goalkeeper. Di garis depan, ketajaman Francesco Sarmento Maxrof Dacunha (Sangatta Soccer Academy) mengantarkannya meraih predikat Top Scorer.
Sementara di kelompok U-13, kecemerlangan Adwa M.F (Majaputra) mengukirnya sebagai Best Player, dan di bawah mistar, Nur Andika (Majaputra) berdiri tegar sebagai Best Goalkeeper. Adapun gelar Top Scorer bersinar lewat ketajaman insting gol Muhammad Iqzar Mahisa (Majaputra)..
Nama-nama ini bukan sekadar deretan juara dalam data, melainkan gema dari talenta-talenta muda yang menjanjikan masa depan sepak bola Indonesia yang kian bersinar. Teristimewa, Kutai Kartanegara kini tak lagi hanya dikenal sebagai wilayah administratif—ia menjelma menjadi poros pergerakan generasi emas sepak bola usia dini.
Berbekal kerja akar rumput yang konsisten, atmosfer kompetitif yang tumbuh sehat, serta dukungan komunitas yang terus menyala, dominasi Kukar bukanlah akhir dari sebuah cerita. Justru inilah awal dari langkah panjang menuju panggung tertinggi, tempat mimpi-mimpi muda bersiap menjemput cahaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI