Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Makedonia Utara vs Belgia: Ketika Satu Gol Jadi Suara Sebuah Bangsa – mahjong ways

Makedonia Utara vs Belgia: Ketika Satu Gol Jadi Suara Sebuah Bangsa

Di bawah langit Balkan yang tak sepenuhnya ramah, 22 pria mengejar mimpi di selembar rumput. Bukan sekadar skor 1-1 yang membekas dari laga Makedonia Utara melawan Belgia, melainkan pesan bahwa semangat bisa menandingi kekuatan, dan harga diri tak selalu ditentukan oleh ranking FIFA.

Pertandingan di Mana Statistik Tak Berarti

Pada Jumat malam, 6 Juni 2025, di hadapan pendukung yang setia dan nyaring, Makedonia Utara menyambut gempuran Belgia dengan segala daya yang tersisa. Belgia, sang raksasa dengan nama-nama besar: Lukaku, Tielemans, De Ketelaere. Mereka datang bukan untuk bermain-main. Namun Makedonia bukan lagi tim penggembira. Mereka adalah perlawanan yang hidup.

Maxim De Cuyper mencetak gol pertama Belgia di menit ke-28, memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Lukaku. Sejenak, semua tampak berjalan seperti skrip: tim unggulan memimpin, dan laga seolah sudah ditentukan.

Tapi bola tak kenal kasta.

Alioski dan Sepak Bola Sebagai Perlawanan

Ezgjan Alioski, bek kiri yang bermain dengan jiwa seorang pujangga, menjadi simbol perlawanan. Di menit ke-86, ia melesakkan tembakan voli ke sudut gawang dengan keindahan yang tidak bisa dilatih, hanya bisa diyakini. Gol itu bukan sekadar penyama kedudukan-ia adalah pekikan bangsa kecil yang menolak dilupakan.

VAR sempat menggagalkan harapan lewat gol Eljif Elmas yang dianulir karena offside. Namun nyali mereka tidak padam. Mereka terus bertarung bukan demi statistik, tapi demi sesuatu yang lebih besar: harga diri sebagai bangsa.

Pertandingan Besar yang Tak Akan Masuk Buku Sejarah

Mungkin FIFA tak akan mencatat ini sebagai “match of the year.” Tapi bagi rakyat Skopje, ini adalah kemenangan moral. Sebuah malam di mana anak-anak akan tumbuh besar dengan kenangan tentang gol Alioski, tentang bagaimana sebuah negara kecil bisa membuat dunia menoleh, walau hanya sebentar.

Belgia, dengan segala keperkasaan, pulang dengan satu poin. Mereka kecewa. Namun sepak bola tidak selalu tentang siapa yang lebih kuat, melainkan siapa yang lebih bertahan.




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2


Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *