Setiap tahun selama musim kemarau saja dalam rangka memperingati hari
Kemerdekaan Indonesia atau HUT RI, di Kecamatan Bungkal, Kabupaten
Ponorogo, tepatnya di Lapangan Radjawali Desa Bedikulon tak pernah sepi. Suara
peluit, sorak-sorai penonton, dan gemuruh drum dari kelompok suporter menandai
satu hal: turnamen sepak bola antar desa tengah berlangsung. Bagi masyarakat
Bungkal, turnamen ini bukan sekedar kompetisi olahraga. Ini adalah ajang
silaturahmi, hiburan, bahkan menjadi kesenangan kehidupan sosial di pedesaan
tepatnya di Kecamatan Bungkal. Di tengah kesibukan bekerja, pertandingan sepak
bola menjadi momen pelepas penat yang ditunggu-tunggu oleh warga Kecamatan
Bungkal.
Turnamen antar desa ini telah menjadi agenda tahunan yang dinanti. Setiap desa
mengirim tim dengan pemain – pemain terbaiknya, terdiri dari pemuda-pemuda
lokal yang biasa bermain di lapangan sepak bola setiap sore. Meskipun tidak
profesional, semangat dan antusiasme para pemain tidak kalah dari pertandingan di
televisi dan liga di Eropa. Tidak jarang, para perantau pulang ke desa hanya untuk
menyaksikan tim kebanggaannya bertanding. Penonton datang membawa tikar,
bekal makanan, dan semangat kebersamaan. Bahkan, para pedagang kaki lima pun
ikut meramaikan suasana pertandingan sepak bola tersebut.
Bagi masyarakat desa, hiburan tidak harus mewah. Turnamen sepak bola menjadi
pilihan utama karena bisa dinikmati semua kalangan dari anak-anak hingga orang
tua. Pertandingan biasanya dimulai sore hari jam 15.30 WIB, setelah masyarakat
selesai beraktivitas, sehingga lapangan pun penuh sesak oleh penonton yang
antusias. Selain menyuguhkan permainan yang seru, turnamen ini juga menjadi
ajang pertunjukan budaya. Di beberapa pertandingan penting, sering kali ada
pertunjukan reog mini atau hiburan musik lokal sebelum laga dimulai. Semua itu
memperkuat nilai hiburan dan kekeluargaan dalam kegiatan ini.
Turnamen ini tak hanya menyatukan pemain, tetapi juga masyarakat secara luas.
Warga bergotong royong menyiapkan lapangan, menjaga keamanan, hingga
menyediakan konsumsi bagi panitia dan menjadikan lapang rezeki untuk para
pedagang. Dari sinilah semangat solidaritas tumbuh. Konflik antar desa yang dulu
sempat muncul pun perlahan mencair karena interaksi positif yang dibangun
melalui turnamen. Suporter atau penonton yang dulu saling bersaing secara
emosional, kini mulai belajar mendukung dengan cara yang lebih dewasa dan
sportif.
Kesuksesan turnamen ini tidak lepas dari peran aktif pemuda desa dan dukungan
dari pemerintah kecamatan. Karang Taruna, perangkat desa, dan tokoh masyarakat
bekerja sama membentuk panitia, mencari sponsor lokal, dan menyusun jadwal
pertandingan. Meski sederhana, semangat kemandirian sangat terasa dalam
pelaksanaan kegiatan ini. Pemerintah setempat pun mulai melirik potensi besar ini
sebagai bagian dari program pengembangan olahraga dan rekreasi masyarakat.
Turnamen semacam ini bisa menjadi titik awal bagi pembinaan bibit-bibit atlet
lokal yang suatu saat bisa bersaing di level kabupaten bahkan provinsi.
Turnamen sepak bola antar desa di Kecamatan Bungkal adalah cerminan bagaimana
olahraga bisa menjadi lebih dari sekadar aktivitas fisik. Ia menjadi medium
kebersamaan, ruang hiburan rakyat, dan wahana membangun nilai-nilai sosial.
Di tengah gempuran hiburan digital dan individualisme, kegiatan semacam ini patut
dijaga dan dirawat. Sebab di situlah bukti kehidupan desa berdetak, bersinar dengan
semangat, tawa, dan sorak sorai yang menghidupkan Masyarakat dari penonton,
supporter, pemain, bahkan panitia pelaksana turnamen sepak bola tersebut.
Semoga Turnamen sepak bola antar Desa di Kecamatan Bungkal, Ponorogo ini
tidak akan punah sampai kapanpun, karena inilah aset daerah yang dapat
menyatukan dan menghibur warga di daerah Ponorogo bagian Selatan. Dengan
kesederhanaan kegiatan ini tetapi tetap bisa menjadi antusiasme bagi kalangan
penikmat, kegiatan positif ini yang akan dijaga sebagai wujud tanda Syukur
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI