Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Badminton dan Kesehatan Mental: Cara Gen Z Mengatasi Stres di Era Digital – mahjong ways

Badminton dan Kesehatan Mental: Cara Gen Z Mengatasi Stres di Era Digital

“Rasanya kepala penuh banget akhir-akhir ini.”

Kalimat itu mungkin sering kamu dengar dari teman, atau bahkan kamu sendiri yang mengalaminya. Di tengah tekanan media sosial, tugas kuliah, dan kekhawatiran masa depan, banyak Gen Z mencari cara sederhana untuk tetap waras. Salah satunya? Main badminton.

Ya, olahraga yang dulu sering kita anggap “mainan bapak-bapak sore hari” ini, kini kembali populer di kalangan anak muda — bukan cuma untuk berkeringat, tapi juga untuk menjaga kesehatan mental.

Olahraga Ringan, Dampak Besar

Menurut WHO, lebih dari 13% remaja di dunia mengalami gangguan kesehatan mental, dan aktivitas fisik terbukti membantu menguranginya. Badminton, meski terlihat simpel, ternyata punya dampak besar:

  • Melepas endorfin (hormon penghilang stres)
  • Mengurangi overthinking dan kecemasan
  • Meningkatkan kualitas tidur
  • Menumbuhkan rasa percaya diri lewat pencapaian kecil

Dan yang paling penting? Nggak butuh alat mahal atau gym eksklusif. Cukup raket, shuttlecock, dan lapangan terbuka — bahkan gang rumah pun bisa.

Escape dari Dunia Serba Notifikasi

Saat main badminton, kamu terpaksa menjauh dari notifikasi, scroll TikTok, dan overthinking. Yang ada cuma: suara shuttlecock dipukul, tawa teman satu tim, dan detak jantungmu yang berpacu cepat.

Di era overstimulasi digital, momen seperti ini jadi semacam “detoks sosial media” yang nggak kamu sadari.

Komunitas = Healing

Kini, banyak Gen Z membentuk komunitas badminton — entah di kampus, kosan, atau lewat aplikasi seperti Meetup. Bukan sekadar main, tapi juga tempat untuk:

  • Berbagi cerita tanpa dihakimi
  • Ngetawain smash gagal bareng
  • Dapat support tanpa harus bercerita panjang




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2


Mohon tunggu…

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *