Minggu malam yang hangat di Philippe-Chatrier, Paris, 8 Juni 2025, menjadi saksi lahirnya sejarah.
“Setiap juara sejati tak hanya menang, tapi melampaui batasnya sendiri.”
Bukan hanya final French Open yang diselenggarakan, tetapi momentum mahkota seorang raja baru di atas tanah merah legendaris itu: Carlos Alcaraz. Petenis muda asal Spanyol itu kembali membuktikan bahwa generasi baru bukan sekadar bayang-bayang dari era Federer, Nadal, dan Djokovic – mereka kini adalah poros utama sejarah baru tenis dunia.
Duel Epik Dua Penguasa Baru
Final French Open 2025 mempertemukan dua petenis muda terbaik dunia: Carlos Alcaraz (peringkat 1 ATP) dan Jannik Sinner (peringkat 2 ATP). Di atas kertas, ini adalah duel masa depan yang akhirnya menjadi kenyataan – dan pada malam itu, menjadi duel terpanjang dalam sejarah final Roland Garros: 5 jam 29 menit.
Set pertama dan kedua dimenangkan oleh Sinner dengan permainan klinis dan determinasi tinggi. Tapi seperti pepatah yang akrab di dunia tenis, “juara tidak lahir di set awal.” Alcaraz, dengan determinasi dan kedewasaan luar biasa di usia 22 tahun, bangkit dari jurang kekalahan, membalikkan pertandingan menjadi 4–6, 6–7(4), 6–4, 7–6(3), 7–6(10–2).
Lebih dari Sekadar Kemenangan
Carlos Alcaraz tidak hanya menang. Ia memecahkan dan menciptakan sejarah:
![Carlos Alcaraz Mengangkat Trofi Kemenangan Roland Garros 2025 dalam Aura Legenda [i. prompt kuratorial AI by Feddy WS, 2025]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2025/06/09/1000044525-6846eed8c925c448496d2c52.jpg?t=o&v=770)
Gelar Grand Slam kelima dalam kariernya, menjadikan dirinya sebagai petenis pria termuda ketiga sepanjang masa yang mencapai tonggak tersebut.
Tak pernah kalah di final Grand Slam – catatan sempurna 5-0.
Juara French Open dua tahun berturut-turut (2024 dan 2025), mengikuti jejak idolanya, Rafael Nadal.