Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/wwwroot/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
PSS Sleman Membubarkan Skuad Liga 1: Strategi Menyakitkan Menuju Kebangkitan di Liga 2 – mahjong ways

PSS Sleman Membubarkan Skuad Liga 1: Strategi Menyakitkan Menuju Kebangkitan di Liga 2

Akhir dari Satu Bab, Awal dari Bab Baru

PSS Sleman, tim sepak bola kebanggaan masyarakat Sleman dan sekitarnya, harus menerima kenyataan pahit terdegradasi dari kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1, setelah performa yang tak kunjung membaik sepanjang musim 2023/2024. Tak lama berselang, manajemen klub secara resmi mengumumkan pembubaran total skuad Liga 1. Keputusan ini bukan hanya menjadi guncangan bagi para pendukung fanatik Super Elja—julukan untuk pendukung PSS—tetapi juga menandai perubahan haluan besar dalam strategi klub.

Namun, di balik langkah menyakitkan tersebut, tersimpan rencana jangka panjang. PSS tidak tinggal diam. Mereka kini sedang mempersiapkan kerangka baru untuk berlaga di Liga 2 musim depan. Pembubaran skuad lama adalah momentum untuk bersih-bersih dan membangun kembali identitas klub dari nol, dengan semangat baru dan fondasi yang lebih kuat.

Pembubaran Skuad: Antara Keniscayaan dan Strategi

Keputusan pembubaran skuad secara menyeluruh memang mengejutkan banyak pihak. Umumnya, klub-klub yang terdegradasi akan tetap mempertahankan sebagian pemain inti untuk menjaga stabilitas tim. Namun, PSS memilih jalur berbeda. Dalam keterangan resminya, manajemen menyatakan bahwa hasil buruk di Liga 1 bukan hanya soal teknis permainan, tetapi juga soal mentalitas, profesionalisme, dan iklim internal yang dianggap sudah tidak sehat.

Menurut CEO PT PSS, Andy Wardhana, keputusan ini diambil melalui pertimbangan panjang. “Kami tidak ingin setengah-setengah membenahi tim. Pembubaran skuad adalah bagian dari pembentukan ulang identitas tim agar lebih profesional, lebih solid, dan lebih sesuai dengan nilai-nilai kebanggaan Sleman,” ujarnya dalam konferensi pers.

Dengan kata lain, pembubaran ini adalah sebuah ‘reset’. Manajemen ingin membangun tim dari dasar, tanpa terbebani oleh warisan masa lalu yang dianggap menjadi salah satu penyebab kegagalan.

Respon Suporter: Antara Kekecewaan dan Dukungan

Keputusan ini tentu menimbulkan reaksi beragam, terutama dari kalangan suporter. Sebagai salah satu basis suporter paling militan di Indonesia, pendukung PSS seperti Slemania dan BCS (Brigata Curva Sud) dikenal vokal terhadap kebijakan manajemen klub. Meski awalnya banyak yang kecewa dengan hasil musim lalu dan keputusan pembubaran skuad, sebagian besar suporter justru mulai melihat ini sebagai langkah awal perubahan.

“Kalau memang ingin bangkit, ya memang harus dibongkar total. Jangan lagi ada pemain yang main tanpa hati,” ujar salah satu anggota Slemania dalam wawancara dengan media lokal.




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2
  3. 3


Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *