Final Liga Champions selalu menjadi event yang melampaui sepak bola, ada banyak kegembiraan menyertainya.
Final 2025 adalah edisi ke-70 akan dimainkan pada malam ini Sabtu 31 Mei 2025 di Munich Football Arena, Munchen, Jerman, antara Paris Saint-Germain dan Inter Milan. Prancis melawan Italia di final. Itu jarang terjadi.
Ini akan menjadi final Liga Champions pertama yang mempertemukan klub Italia melawan klub Prancis sejak final tahun 1993, saat Marseille menang atas rival sekota Inter, AC Milan (final pertama sejak berganti nama dari Piala Champions Eropa menjadi Liga Champions), yang juga dipentaskan di Munich di Olympiastadion yang bersejarah.
Sejak itu belum ada tim dari Perancis yang berhasil memenangkan turnamen paling antarklub paling bergengsi ini. Hanya ada dua kali wakil Perancis maju ke final, yakni Monaco pada 2004 saat dikalahkan FC Porto 0-3 di Gelsenkirchen, dan kedua PSG sendiri pada 2020 tapi ditundukkan Bayern Munchen 0-1 di Lisbon.
PSG kini bersiap di finak kedua mereka, bertekad memenangkan untuk pertama kalinya. Jika terwujud PSG menjadi tim ke-24 yang mengangkat trofi “Kuping Lebar” yang terkenal itu.
PSG telah berubah secara fundamental, dari klub yang mengumpulkan bertabur bintang pemain mahal untuk proyek ambisius menaklukkan Eropa. Hasilnya PSG menjalani Liga Champions dengan penuh kekecewaan hampir selama lebih satu dekade terakhir.
Musim ini mereka bermain sebagai satu kesatuan yang solid, kompak bertahan dan menyerang, dengan semangat spartan yang tak pernah kelihatan ketika ditaburi megabintang. Itu semua resep dan berkat kerja hebat Luis Enrique. Tidak hanya urusan dalam meracik teknik Enrique piawai, namun juga cara memperlakukan para pemainnya. Solidaritas, fokus, kerja keras, dan konsisten, adalah pemantik yang terus ditebar ke dalam skuad “Les Parisiens”.
Sangat menghibur menyaksikan penampilan anak-anak muda Paris musim ini di bawah asuhan Enrique. Mereka melaju dengan menyingkirkan tim-tim dari Inggris yang mengklaim sebagai kompetisi terbaik, yakni Manchester City, Liverpool, Aston Villa, dan terakhir Arsenal di semifinal.
Sekarang ke Inter Milan. Nerrazuri bertekad mengangkat trofi keempat kalinya, menyusul keberhasilan mereka pada tahun 1964 dan 1965 di bawah asuhan Helenio Herrera dan, yang terakhir, ketika Jos Mourinho membawa mereka meraih gelar pada 2010 sebagai bagian dari treble musim itu.
Inter yang ditukangi Simone Inzaghi mencapai final untuk kedua kalinya dalam tiga tahun. Inter dikalahkan Manchester City pada final 2023 di Istanbul. Kali ini mereka lebih siap dan berpengalaman. Tim ini sudah menyingkirkan nama-nama besar seperti Bayern dan Barcelona untuk maju ke pertandingan puncak.