Dua laga terakhir Timnas mengadu nasib! Komposisi tim dan strategi jitu menentukan Garuda terbang atau pulang.
Berita soal dua laga sisa di kualifikasi Piala Dunia 2026 kembali ramai. Situasi “menang atau pulang” ini, ya ampun, selalu berhasil membuat berdebar sedikit kencang.
Berita Timnas ini seperti pengingat akan mimpi-mimpi besar, sekaligus wujud perjuangan. Ingin rasanya melihat anak-anak di rumah menyaksikan Indonesia gagah di panggung dunia. Tapi mampukah kita kali ini?
Dua Laga Krusial di Depan Mata
Saya ini sekali lagi, hanya penikmat sepak bola. Bukan analis yang punya data statistik lengkap di ujung jari. Namun kalau bicara peluang. Saya selalu percaya peluang ituada. Bahkan di situasi paling sulit.
Terlebih melihat semangat para pemain muda kita, Marselino Ferdinan misalnya, yang tampak optimis dengan komposisi skuad saat ini. Bagi saya semangat seperti ini adalah modal awal tak ternilai.
Dari apa yang saya baca dan coba pahami, timnas kita sekarang ini punya perpaduan yang cukup menjanjikan. Ada pemain naturalisasi dengan segudang pengalamannya. Ada juga talenta-talenta lokal yang sedang mekar-mekarnya.
Saya sempat menyimak sebuah gagasan menarik. Yang katanya terinspirasi dari pendekatan Patrick Kluivert. Mengenai seleksi 27 pemain dan pentingnya fleksibilitas formasi.
Khususnya penggunaan tiga bek tengah yang dinilai bisa memberikan keseimbangan lebih. Kalau dipikir-pikir, ini adalah sebuah upaya serius untuk mencari formula terbaik.
Apa ini jawaban dari kepingan puzzle yang selama ini kita cari? Tentu kita berharap. Sebab harapan tanpa strategi dan persiapan matang, hanya jadi angan-angan kosong.
Membaca Peta Persaingan
Dua laga sisa yang akan dihadapi adalah melawan Cina dan Jepang. Kita tahu, ini bukan lawan sembarangan. Artikel Tempo bahkan menyorot.
Bahwa faktor penentu kelolosan Timnas Indonesia adalah bagaimana kita memaksimalkan performa di laga kandang. Saat menjamu Cina.