Gelaran MotoGP Inggris 2025 di Sirkuit Silverston, Minggu (25/5/2025) adalah balapan yang penuh dengan ketidakpastian dan drama, yang menggarisbawahi reputasi sirkuit ini sebagai salah satu yang paling menantang di kalender MotoGP.
Dari kecelakaan awal dan bendera merah hingga masalah teknis yang merenggut kemenangan dari Fabio Quartararo, balapan ini adalah tontonan yang mendebarkan. Kemenangan Marco Bezzecchi yang bersejarah untuk Aprilia, comeback impresif Marc Marquez, dan performa solid Johann Zarco semuanya berkontribusi pada narasi yang tak terlupakan. Balapan ini sekali lagi membuktikan bahwa di MotoGP, segalanya bisa terjadi hingga bendera finish dikibarkan.
Grand Prix Inggris 2025 yang secara resmi dikenal sebagai Tissot Grand Prix of the United Kingdom, terbukti menjadi salah satu balapan paling dramatis dan tak terduga dalam sejarah MotoGP. Sirkuit Silverstone memang memiliki reputasi panjang dalam menyajikan pertarungan epik, termasuk finis ketat pada 2019, balapan basah klasik pada 2015, dan duel sengit pada 2013.
Edisi 2025 ini tidak terkecuali, dengan cuaca Inggris yang terkenal sering memberikan kejutan. Balapan ini penuh dengan insiden, comeback yang luar biasa, dan momen-momen yang menentukan, yang pada akhirnya mengukuhkan Marco Bezzecchi sebagai pemenang dan Aprilia Racing meraih kemenangan perdananya di tahun 2025.
Insiden Kunci dan Drama Awal
Balapan dimulai dengan drama yang langsung terjadi. Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) yang memulai dengan baik dari barisan depan, mengalami kecelakaan di Tikungan 1 karena bagian depan motornya terlipat saat mengerem. Tak lama kemudian, Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) dan Aleix Espargaro (Honda HRC Test Team) bertabrakan di chicane Vale, menyebabkan tumpahan oli dan bendera merah dikibarkan.
Drama lebih mengejutkan kemudian terjadi. Sebelum bendera merah dikibarkan, pemimpin balapan Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) juga mengalami kecelakaan di Tikungan 11. Namun, karena balapan belum menyelesaikan tiga putaran, semua pembalap, termasuk Marquez bersaudara, diizinkan untuk memulai kembali balapan, meskipun mereka harus menggunakan motor cadangan mereka yang kurang disukai.
Setelah restart 19 putaran, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) awalnya memimpin di Tikungan 1, tetapi Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) dengan cepat mengambil alih di Tikungan 3 untuk memimpin di awal balapan. Namun, mimpi buruk Bagnaia di Grand Prix Inggris berlanjut ketika ia kemudian terlempar dari 10 besar dan akhirnya mengalami kecelakaan di Luffield karena bagian depan motornya kehilangan cengkeraman.
Patah Hati Quartararo, Kemenangan Bersejarah Bezzecchi dan Keberuntungan Marc Marquez
Fabio Quartararo, yang tampil dominan, berhasil membangun keunggulan signifikan, bahkan mencapai 3,9 detik atas Jack Miller. Namun, balapannya berakhir dengan patah hati di Lap 10 karena masalah teknis. Perangkat rear ride height pada YZR-M1 miliknya macet, dan meskipun ia berusaha melepaskannya selama lebih dari setengah putaran, motornya tidak merespons, merenggut potensi kemenangan darinya.
Sebelumnya, Quartararo mengungkapkan bahwa ia tidak bisa optimis untuk balapan hari Minggu karena masalah cengkeraman ban belakang dan chatter yang dialami Yamaha di kondisi lintasan yang kurang mencengkeram. Ia juga merasa frustrasi karena tidak bisa memanfaatkan sepenuhnya tenaga mesin baru Yamaha karena kurangnya mechanical grip.
Meskipun tak bisa menyelesaikan lomba, Quartararo tetap terpilih sebagai Rider of The Day.