Hujan deras yang mengguyur sirkuit Le Mans pada MotoGP Prancis akhir pekan lalu menyajikan tontonan yang tak terduga dan penuh drama. Dominasi Ducati yang telah berlangsung panjang akhirnya terhenti oleh Johann Zarco dari tim satelit LCR Honda, yang secara gemilang meraih kemenangan kandangnya. Namun, di tengah kejutan ini, Marc Marquez tampil cerdik dan berhasil mengamankan podium kedua yang krusial dalam perburuan gelar juara dunia.
Banyak yang menjagokan Marc Marquez, sang maestro balap dalam kondisi lintasan basah. Insting dan pengalamannya memang teruji di situasi kacau seperti ini. Meskipun tertinggal hampir 20 detik dari Zarco, Marquez mampu menjaga ritmenya dan menghindari kesalahan, sebuah kontras yang mencolok dengan nasib dua pembalap Ducati lainnya, Francesco Bagnaia dan Alex Marquez, yang justru terjatuh.
Keputusan Marquez untuk tidak memaksakan diri mengejar Zarco, namun tetap menjaga jarak aman dari para pesaing di belakangnya, menuai pujian. Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, menyebutnya sebagai tindakan cerdas yang menghasilkan poin maksimal. Tambahan 20 poin ini mengantarkan Marquez ke puncak klasemen sementara, unggul 22 poin dari adiknya, Alex, dan 51 poin dari sang juara bertahan, Bagnaia. Podium kedua di Le Mans terasa seperti kemenangan bagi Marquez, terutama dalam konteks perebutan gelar yang semakin memanas.
Sementara itu, kubu Ducati tengah dirundung kekhawatiran mendalam terkait performa Francesco Bagnaia. Insiden di awal balapan yang melibatkan Enea Bastianini memaksa Bagnaia mengganti motor, dan setelah itu, penampilannya justru semakin menurun. Bahkan pergantian motor kedua pun tidak mampu mengembalikan performa terbaiknya.
Tardozzi mengakui bahwa timnya belum mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh Bagnaia. Sebagai juara dunia dua kali dan pembalap utama Ducati selama empat tahun terakhir, penurunan performa Bagnaia tentu menjadi tanda tanya besar. Tekanan untuk segera menemukan solusi dan mengembalikan Bagnaia ke jalur kemenangan kini semakin besar.
Podium di Le Mans tetap diwarnai oleh dua Ducati, dengan penampilan gemilang Pedro Acosta yang berhasil meraih podium ketiga. Namun, sorotan utama tetap tertuju pada Marc Marquez. Dengan insting balap yang luar biasa dan kemampuannya membaca situasi, Marquez sekali lagi membuktikan kelasnya sebagai seorang juara. Ia mampu memanfaatkan kekacauan yang terjadi dan mencuri poin berharga, memperlebar keunggulannya di klasemen.
Balapan di Le Mans menjadi bukti bahwa MotoGP selalu menyajikan kejutan. Meskipun Ducati memiliki motor yang dominan, faktor pembalap dan kemampuan beradaptasi dalam kondisi sulit tetap menjadi kunci utama. Marc Marquez, dengan segala pengalaman dan kecerdikannya, berhasil membuktikan hal tersebut. Sementara itu, Ducati dihadapkan pada pekerjaan rumah yang besar untuk segera mengatasi masalah yang dialami Bagnaia dan memastikan persaingan gelar tetap sengit hingga akhir musim. Apakah Marquez akan terus memanfaatkan momentum ini, ataukah Bagnaia mampu bangkit dan memberikan perlawanan? Jawabannya akan kita saksikan di seri-seri MotoGP berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI