Semalam, fans Barcelona nonton pertandingan penuh harapan tapi pulangnya malah penuh beban mental. Setelah sempat unggul atas Inter Milan, harapan itu dihancurkan pas injury time-gol penyama skor di menit 93, lalu gol penentu di extra time. Skor akhir? 4-3 untuk Inter. Total agregat? 7-6. Mimpi ke final pun lenyap dalam satu malam.
Tapi ini bukan sekedar hasil pertandingan. Ini tentang bagaimana dukungan emosional fans menjadi bentuk konsumsi yang paling pesonal. Dalam ilmu perilaku konsumen, dijelaskan bahwa kita engga cuma membeli produk, tapi kita juga membangun identitas dari apa yang kita konsumsi. Dan fans Barca? Mereka bukan sekedar penonton melainkan mereka bagian dari klub itu sendiri, Beli Jersey, Ikut nonton bareng, bahkan begadang hanya karna demi nonton pertandingan nya, semuanya bentuk investasi emosional
Di platform X, reaksi para fans tumpah ruah. Banyak yang menyalahkan blunder dari pemain belakang.
Emosi dan frustasi ini bukan cuman karena kalah, tapi karena fans merasa terlibat, seolah mereka ada yang di lapangan.
Sementara itu di instagram meme meme sarkas tentang kekalahan Barcelona juga mulai berseliweran.

Kita bisa ketawa…. tapi juga ngerasa perih. Karena di balik meme itu, ada rasa kecewa yang beneran real dari fans yang udah kasih segalanya dari waktu, tenaga, dan perasaan.
Nah, inilah titik dimana teori motivation and affect berperan, Manusia itu makhluk emosional. Kita ngedukung tim karena pengen ngerasain bangga, bahagia, euforia. Tapi pas hasilnya di luar ekspetasi, rasa kecewa jadi ngga bisa dihindari. Ada yang bilang juga: “Barca gagal, hati gue juga.”
Salah satu kutipan dari Solomon yang pas banget dalam kondisi ini adalah:
“Consumers may evaluate the same product differently based on how they feel at the time of purchase,”
Kebayang ngga? Jersey yang waktu menang lawan PSG dilaga 16 besar pada tahun 2017 rasanyya kereng banget, sekarang malah pengen lo sembunyiin di lemari karena tiap lihat, hati langsung nyesek.
Kekalahan ini bikin down, iya. Tapi anehnya, sebagian besar fans tetap ngga bisa pergi, karena dukungan ke klub itu kayak hubungan cinta yang rumit, meskipun berkali kali disakiti, kita tetap balik lagi. Dan di situlah letak dalamnya pengalaman jadi konsumen
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI