

Hari ketiga saat Lebaran, ketika banyak orang masih sibuk bersilaturahmi atau beristirahat di rumah, aku dan teman-temanku justru sudah bersiap sejak pagi dengan raket di tangan, dengan rasa penuh semangat. Kami memang sudah berencana dan janjian untuk mengisi hari libur ini dengan bermain badminton bersama-sama. Di pagi hari itu, aku langsung menghubungi temanku dan menjemputnya di rumahnya. Temanku yang lain datang dengan berboncengan motor menuju lapangan tempat kami akan bermain.
Sebelum ke lapangan, kami sempat duduk di rumahku sejenak dan ngobrol-ngobrol ringan dan pembicaraan ini dipenuhi dengan candaan dan tawa.Kami saling bertanya kabar dan cerita soal gimana dengan sekolah, setelah tidak bertemu dalam beberapa hari terakhir karena kesibukan kami masing masing. Obrolan ringan itu terasa menyenangkan dan seru, seperti awal yang menyenangkan sebelum bermain badminton.
Dalam perjalanan ke lapangan, pemandangan sawah yang indah dan udara pagi yang sejuk membuat suasana semakin menyenangkan dan membuat kami semakin tidak sabar bermain. Aroma khas pagi hari membuat semangat kami bertambah. Tak terasa, kami pun sampai di lapangan badminton indoor.
Begitu tiba di lapangan badminton, kami tidak langsung masuk. Kami masih sempat bercanda dengan satu sama lain. Selesai dengan bercanda kami mulai dengan melakukan pemanasan ringan untuk mencegah cedera saat bermain badminton. Beberapa gerakan ringan dan peregangan kami lakukan tetapi tetap saja ada momen di saat kami bercanda satu sama lain. Setelah selesai pemanasan ringan, kami membagi tim secara acak lewat permainan hom pim pa. Permainan pun dimulai dengan pukulan-pukulan saling balas tetapi masih santai sebagai pemanasan.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, permainan menjadi makin serius. Kami mulai menerapkan teknik-teknik yang lebih lagi seperti smash, netting, dan lob. Masing-masing dari kami saling mendukung dan menyoraki ketika menggunakan pukulan-pukulan yang menarik selama permainan, menciptakan suasana yang asik dan tidak kaku. Aku sempat terlalu semangat saat melakukan smash sehingga membuat bolanya malah keluar dari lapangan. Tapi hal itu membuat aku menjadi bisa lebih sadar dan aku menjadikan itu sebagai pelajaran, agar kedepannya aku bisa lebih fokus,bisa mengontrol tenaga dan arah pukulan bola.
Setelah pertandingan secara tim, kami berdiskusi dan akhirnya sepakat untuk mencoba permainan satu lawan satu. Di permainan ini kami tidak menghitung skor, tapi mencoba lebih fokus ke teknik dan latihan konsentrasi agar bisa meningkatkan skill bermain kami. Permainan ini justru membuat kami lebih semangat, karena setiap pukulan terasa seperti tantangan. Aku mencoba melakukan netting dengan tujuan menjebak lawanku, dan berhasil beberapa kali. Tapi temanku juga mulai sadar karena aku mengulang teknik itu beberapa kali dan dia mulai membalas dengan pukulan lob yang membuatku kesulitan karena posisiku berada di depan tetapi harus mundur jauh untuk mengejar bola. Strategi saling balas ini membuat permainan menjadi lebih seru dan menjadi lebih menantang.
Ketika mulai merasa lelah, kami memutuskan untuk istirahat. Kami duduk di pinggir lapangan sambil minum dan kembali mengobrol santai. Meski dengan ngos-ngosan, suasana tetap penuh tawa. Setelah cukup istirahat, kami lanjut bermain. Tapi kali ini aku mulai kehabisan tenaga. Beberapa bola gagal aku kembalikan ke lawanku karena jaraknya terlalu jauh. Tapi aku tetap berusaha fokus, mengontrol jalannya permainan. Setelah beberapa percobaan yang gagal, akhirnya pukulan smash yang kulakukan berhasil masuk dan itu membuatku senang, seperti keberhasilan kecil setelah berjuang di sisa tenaga terakhir yang kumiliki.
Akhirnya, setelah merasa cukup, kami pun mengakhiri permainan. Sebelum pulang, kami bersama-sama membersihkan sisa sampah minuman dan membuangnya ke tempat sampah. Kami juga menutup kembali pintu lapangan, dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah permainan ini aku merasa lelah tetapi hari itu terasa sangat menyenangkan yang bisa menutupi rasa lelah yang kurasakan.