Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Dulu Tak Suka Olahraga, Kini Jadi Rutinitas. Ada Apa? – mahjong ways

Dulu Tak Suka Olahraga, Kini Jadi Rutinitas. Ada Apa?

Haloo pembaca ku yang bijak nan penasaran…

Pernahkah kita memperhatikan seseorang yang dulunya jarang atau bahkan tidak pernah olahraga, kini dia malah rajin olahraga. Atau itu mungkin diri kita sendiri? hehe

Okayy, jadi untuk fun fact aja dulu ketika SD (sekolah dasar) aku adalah seorang yang tidak suka dengan pelajaran olahraga. Karena menurutku saat itu olahraga adalah sesuatu yang melelahkan dan tidak nyaman untuk dilakukan. Mengapa? karena bagi seorang anak yang terbiasa bermain game, olahraga itu sulit untuk dilakukan. Olahraga itu keterampilan kan. Semakin kita sering berlatih maka kemampuan kita dalam berolahraga akan menjadi lebih baik dan terampil. Dan dikarenakan saya tidak olahraga, maka saya tidak terampil dan menjadi semakin malas ketika harus berolahraga. Terutama olahraga seperti sepak bola, tenis meja, dan voli.

Pada dasarnya jika ada anak yang jarang olahraga, kemudian diminta olahraga tentu akan menjadi lebih berat dan cepat lelah. Inilah yang jadi alasan mengapa dulu malas sekali berolahraga. Rasa malas olahraga ini terus berlagsung hingga akhir kelas 9 SMP. 

1 Tahun kemudian, ketika memasuki bangku SMA aku jadi seseorang yang lebih suka dengan olahraga. Mungkin lebih tepatnya ‘mulai suka’. Dulu pada saat SMA, orang-orang yang terbiasa dengan olahraga dianggap sebagai seorang yang keren dan banyak sekali dilirik. Mereka seringkali mendapat banyak pujian dari orang-orang termasuk perempuan. Dahulu, perempuan sering melirik pada cowo-cowo olahraga yang dianggap sebagai cowo keren. Apalagi cowo-cowo basket dan sepak bola. Behh, bahkan nih tiap mereka cetak poin para cewe cewe tuh langsung pada teriak sambil menyebut nama cowo yang cetak poin itu. Haha, begitulah masa masa SMA. 

Yap, saat itu bermodal ingin menjadi cowo keren emang jadi awal alasan kenapa memulai olahraga juga sih. Dalam bayangkan ku saat itu ialah ketika menjadi cowo keren pasti banyak fans nya, hehe. Tapi jelas bukan hal yang mudah ketika awal mulai olahraga. Karena badan kita saat itu masih beradaptasi dengan kegiatan baru yang perlu tenaga ekstra, jadi sedikit menantang sekali saat itu. Namun, beberapa teman justru memberikan banyak sekali dukungan yang positif ketika ada temannya yang ingin menjadi orang yang berolahraga dengan giat. 

Menjadi seseorang dengan penuh semangat khususnya dalam bidang olahraga, pasti memerlukan fisik yang sehat dan tangguh. Untuk itu, aku pun memulai dengan menjaga pola makan dan istirahat. Menghindari makanan tidak sehat dan begadang. Setelah itu, fisik ku pun berubah menjadi lebih mudah untuk berolahraga dan tidak mudah lelah seperti sebelumnya. Keinginan berolahraga pun terus ada ditambah banyak teman-teman sebaya yang menjadi support system bagi diriku untuk menjadi lebih baik lagi. 

Walau ku tau, alasan awalnya memang seperti anak SMA pada umumnya yang ingin terlihat keren di mata para perempuan. Namun, setelah berada dalam kenyamanan atau euforia berolahraga, aku menjadi punya niat yang lebih tinggi lagi sehingga keinginan untuk menjadikan olahraga sebagai rutinitas semakin mudah. Dahulu seseorang dengan minat yang kurang terhadap olahraga, kini dia bisa menjadi seseorang yang rajin berolahraga. Dan keinginan itu menjadi semakin kuat sehingga ia ingin menjadi seorang atlet nasional yang bisa mengharumkan nama bangsanya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




Mohon tunggu…

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *