Di atas hamparan rumput Stadion Thor Surabaya, Rabu (30/4/2025) sore, Batavia FC menari dalam ritme permainan yang nyaris simetris antara kontrol dan keberanian. Mereka mengawali fase 32 besar Liga 4 Indonesia bukan hanya dengan kemenangan penuh pernyataan—tajam di sepertiga akhir, disiplin dalam perpindahan antar lini, dan kokoh dalam pertahanan. Persikoba Kota Batu menjadi korban pembuktian; empat gol bersarang, satu gol hiburan tak cukup mengubah narasi. Skor 4-1 menjadi puisi kemenangan.
Opening goal datang cepat, saat pertandingan baru memasuki menit ke-8. Kapten kesebelasan, Faozan Tamami, mengarsiteki keunggulan dengan clinical finish. Tak butuh waktu lama, momentum swing berpihak pada Batavia. Menit ke-10, Ananda Dhea Bagus—dengan off the ball movement cerdas—memperbesar keunggulan lewat penyelesaian satu sentuhan.
Keindahan teknis menyelimuti gol ketiga. Dari skema bola mati, tendangan bebas Ikhsan Sabili di menit ke-34 dilepaskan mendatar, melewati celah kaki pagar betis yang rapuh, lalu meluncur deras ke pojok kanan bawah gawang—satu arah yang terlalu sulit dijangkau oleh kiper. Bola pun mencium jaring seperti jatuh cinta. Babak pertama ditutup dengan scoreline meyakinkan: 3-0 untuk Batavia.
Babak kedua, pelatih Charis Yulianto menerapkan strategi game management—menjaga intensitas sambil tetap melancarkan serangan sesekali. Persikoba yang mulai frustrasi harus kehilangan Faneks Dioniki akibat kartu merah di menit ke-63, double booking hasil pelanggaran beruntun di tengah lapangan. Kekurangan jumlah pemain ini memperparah situasi mereka.
Gol keempat Batavia lahir dari set play. Sepak pojok menit ke-77 ditanduk sempurna oleh Yudha Firdanna yang memenangi duel di kotak penalti—sebuah textbook header yang menyelesaikan rangkaian bola mati dengan efektif.
Persikoba akhirnya mencetak consolation goal di menit 90+1 melalui Tegar Ahmad Ramadhan. Sebuah bola rebound hasil direct free kick yang gagal ditangkap sempurna oleh penjaga gawang Batavia dimanfaatkan dengan tenang.
Di pertandingan lain, skor kacamata antara PSPP Padang Panjang dan Persimer Merauke mungkin tak meninggalkan jejak angka, tetapi intensitas midfield battle, duel taktik, dan positional play membuat laga tetap layak diingat. Dua tim tersebut kini tertinggal dua poin dari Batavia yang berdiri kokoh di puncak klasemen Grup V. Sementara itu, Persikoba harus memulai putaran kedua dari dasar klasemen—sebuah posisi yang akan menuntut lebih dari sekadar taktik untuk bisa bangkit.
Dalam permainan yang terus hidup lewat strategi dan determinasi, wakil Daerah Khusus Jakarta, Batavia FC telah menunjukkan bahwa mereka tak hanya ingin berpartisipasi—mereka datang untuk menguasai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI