Tentunya publik tanah air tidak asing lagi dengan pagelaran kejuaraan beregu cabang olahraga tepok bulu. Salah satunya ada pada kategori putra yakni Piala Thomas. Piala ini dipertandingkan atas dasar kategorisasi pria dan wanita. Piala Uber jadi kejuaraan beregu kategorisasi wanita. Sayangnya kans mbak Greisya selaku captain Tim Uber edisi 2020 tidak dapat berbicara banyak lantaran dihentikan oleh Thailand di quarter final. Hasil minor ini telah menjadikan evaluasi besar-besaran di kubu badminton wanita. Sejak edisi tiga periode 1975,1994 dan 1996 tepatnya era keemasan olahraga kebanggaan Indonesia ini, Susi Susanti cs rela untuk tidak berbagi gelar dengan negara lain sampai edisi 2000 ke atas. China menjadi negara paling getol untuk menjadi langganan juara sebanyak 15 kali disusul Jepang. Hal ini menjadi catatan tersendiri untuk kategori wanita agar terus dapat menaikan prestasi baik sektor individu maupun beregu. Kabar baik tentunya di sektor ganda telah menjuarai Olimpiade Tokyo 2020 kemarin. Greisya dan Apriyani berhasil menghempaskan manja wakil China untuk dapat mendominasi perolehan medali di cabang badminton. Tentunya hal ini menjadi pelepas dahaga setelah awal dipertandingkanya cabor badminton di Olimpiade pada tahun 1992. Hal tersebut menjadikan capaian perempat final abadi disandang oleh tim ganda putri sampai olimpiade 2020 dengan kemenangan di final. Ukiran prestasi yang syarat akan sejarah akan selalu dikenang oleh bangsa ini. Thanks mbak greisya dan Apriyani.
Lalu, bagaimana dengan kejuaraan beregu Thomas?, kejuaraan ini sejatinya telah menjadikan Indonesia menyandang predikat kampiun terbanyak yakni 13 kali sebelum akhirnya tadi malam (17/10/2020) berhasil ditambah oleh kokoh Hendra cs. Hal ini tentu saja menjadi pelepas dahaga ditengah keringnya prestasi kejuaraan beregu Indonesia. Piala Uber masih belum revans setelah terakhir kalinya 1996 diraih. begitu juga kejuaraan beregu Sudirman Cup terakhir kalinya di Jakarta diraih pada tahun 1989. Piala Thomas menjadi yang paling familiar sebenarnya daripada kejuaraan beregu lainya. Indonesia telah beberapa kali mencicipi juara Thomas. Terakhir kalinya, Taufik Hidayat cs di tahun 2002 berhasil memboyong piala ini ke bumi pertiwi. Hendrawan kala itu yang masih sebagai pemain tunggal dapat menjadi penentu kemengan RI dengan penutup smash menyilang. Taufik hidayat tentu saja kala itu masih di usia belia daripada senior lainya. Lambat laun hal ini disadari oleh punggawa Indonesia untuk dapat melakukan regenarasi sejak dini. Oleh tim pelatih, sejak periode Hendra Setiawan telah dirubah skuadnya untuk regenerasi. Sebut saja pemain tunggal belia seperti Ginting, Jonathan, Kevin cs diturunkan untuk investasi juara masa depan.
Terealisasi, buah kesabaran regenerasi yang kini juga diikuti oleh tim Thomas China ketika berhadapan dengan Indonesia di partai final. Skuad China terlihat tidak ada yang menggunakan pemain senior mereka kecuali Shi Yu Qi yang juga telah retired ketika bersua dengan Kento Momota di semifinal. Awal manis laga di petik oleh Ginting dengan menghempaskan Lu Guang Zu. Selanjutnya, tebasan raket Fajar/Rian tak kompromi menyikat Ji Ting /Hao Dong. Pada partai penentu, Jojo sapaan akrab Jonathan Cristie tidak mampu dihadapi kecerdikanya oleh Li Shi Feng. Smash keras menyilang ke sisi kanan area lawan tak kuasa diantisipasi oleh pemain belia China.
Melalui hasil ini, tim Thomas RI memastikan juara untuk memantapkan dominasinya sepanjang pagelaran Thomas. Sayangnya, bendera kebanggaan kita tidak dikibarkan karena ada sanksi dari badan doping dunia atas Indonesia yang kurang ketat mengawasi doping atlet selama ini. Kemana saja ya Kemenpora dan KONI?
Lalu, bagaimana dengan bulu tangkis era kini? Kita tahu bahwa starting line up pelatih telah berganti besar-besaran. Mantan pelatih Taufik Hidayat (Mulyo Handoyo) telah mengisi kursi pelatih PBSI terbaru untuk tunggal putra. Yang paling mencolok adalah pelatih ganda putra — yang sebelumnya — ditukangi oleh Herry IP, kini ditempati oleh Antonius Budi Ariantho. Semoga dapat membawa olahraga kebanggaan kita setinggi kepakan sayap garuda yang mendunia.
Ahmad Afif
Pengamat Bulu Tangkis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI