Musim ini, Liga 4 Daerah Khusus Jakarta bukan sekadar panggung kompetisi. Ia menjelma menjadi teater keindahan taktik dan determinasi. Dan di antara gemuruh sorak dan harapan yang menyublim di udara Stadion Tugu, Batavia FC tampil sebagai protagonis yang elegan—namun mematikan.
Dalam final yang digelar Kamis sore, 17 April 2025, Batavia FC menaklukkan ASIOP dengan skor meyakinkan 2-0. Bukan sekadar menang, mereka menari di atas lapangan dengan presisi ball possession yang memukau dan clinical finishing yang menyudahi setiap keraguan. Sorotan tak hanya tertuju pada hasil, namun pada cara: grace under pressure.
Dari awal musim, Batavia sudah memberi isyarat: mereka tak datang untuk sekadar bermain. Tiga kemenangan gemilang di fase grup menjadi pertanda dominasi—8-0 atas UMS, 8-0 atas ABC Wirayudha, dan ditutup dengan 9-0 atas Taruna FC. Mereka tak hanya mengoyak gawang lawan, tapi juga menata ulang lanskap permainan dengan kontrol dan disiplin yang luar biasa.
Di babak delapan besar, Urakan FC menjadi korban berikutnya, terkapar dengan skor telak 0-7. Sementara semifinal menghadirkan drama yang berbeda. Tanpa satu gol pun bersarang ke jala masing-masing dalam waktu normal, Batavia menunjukkan kekuatan mental lewat kemenangan adu penalti 5-3 atas Persitara Jakarta Utara. Fakta bahwa satu-satunya cara membobol gawang mereka hanyalah lewat titik putih, menyiratkan kekuatan defensive line yang kokoh nyaris sempurna.
Dan ketika final tiba, melawan ASIOP yang punya nama dan sejarah, Batavia kembali menjelma jadi racikan sempurna antara ketenangan dan keganasan. Seolah menyimpan simfoni kemenangan sejak peluit pertama, mereka tak membiarkan ASIOP tumbuh dalam permainan. Dua gol menjadi penegas mahkota.
Kini, gelar juara telah dikukuhkan. Batavia melangkah pasti ke babak 64 besar putaran nasional, menghuni Grup J bersama Inter Kediri, Pesik Kuningan, dan Persikasi Bekasi. Sementara ASIOP juga ikut serta sebagai runner-up.
Namun, perjalanan Batavia tak berhenti di sini. Mereka sudah menetapkan standar: juara bukan sekadar tentang kemenangan, tapi tentang cara mengukirnya. Elegan dalam penguasaan, mematikan dalam penyelesaian. Sebuah mahkota yang diraih bukan hanya dengan kaki, tetapi juga dengan jiwa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
