Udara Mimika sore itu terasa berat, seperti menyimpan banyak cerita yang belum selesai. Di atas permukaan lapangan Stadion Wania Imipi SP1 yang basah dan lengket, tanah menempel di sepatu setiap pemain, menguji keseimbangan sekaligus kesabaran mereka. Lantaran kondisi tersebut menjadikan setiap lari mereka seperti menarik beban.
Itulah panggung duel terakhir Grup A Liga 4 Zona Papua Tengah, Senin (14/4/2025). Persido Dogiyai, yang mengejar tiket semifinal terakhir, berhadapan dengan pemuncak klasemen, Persipuncak Cartenz. Sorotan tak hanya pada skor akhir, tapi juga bagaimana mereka menjaga nyala semangat dan etika bermain.
Laga dimulai dengan tempo cepat. Jual beli serangan terjadi sejak kick-off. Persido tampil agresif, sadar bahwa hanya kemenangan atau mukjizat yang bisa membawa mereka melaju. Mereka menemukan celah pada pertengahan babak pertama.
Dari skema set piece, bola bergulir liar di area penalti Persipuncak. Bola sempat ditangkap lalu terlepas oleh kiper, disambar pemain Persido namun diblok, sebelum jatuh tepat di hadapan sang kapten, Fransiskus Goo (8′). Tanpa dramatisme berlebih, ia gunakan lututnya untuk menyarangkan bola ke gawang. 1-0 untuk Persido—dan skor itu bertahan hingga water break.
Usai jeda, mereka tetap mencari celah. Serangan demi serangan dilancarkan, berharap ada finishing touch yang mengunci tiga poin penuh. Sayang, satu kesalahan kecil memupus harapan akan kemenangan sempurna.
Menit ke-80, dari situasi yang tampak tidak mengancam, hanya satu pemain lawan di depan, clearance dari barisan belakang Persido meleset arah. Yenambel Fonotaba menyambarnya, dan gol penyeimbang pun lahir. Skor 1-1 bertahan hingga akhir laga.
Namun kadang, keadilan datang dari sisi yang tak terduga. Persido Dogiyai, meski hanya memiliki tiga poin seperti Persinab Nabire, unggul dalam catatan fair play point—sebuah penilaian yang melihat disiplin dan sportivitas sepanjang turnamen. Mereka pun lolos sebagai runner-up Grup A, dan berhak tampil di semifinal.
Pada Rabu (16/4/2025), tim besutan Coach Chrislew Yarangga akan menantang Persintan
Intan Jaya, pemuncak Grup B. Di atas lapangan yang mungkin kembali basah dan berat, ‘Laskar Ukaa Mapega‘ akan kembali membawa bukan hanya strategi, tapi juga semangat bahwa bermain bersih bisa mengantar pada kemenangan yang paling elegan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI