Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Risiko Mendaki Gunung – mahjong ways

Risiko Mendaki Gunung

Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas alam yang digemari oleh banyak orang karena menawarkan keindahan alam dan tantangan fisik yang menarik. Namun di balik pesonanya, kegiatan ini juga menyimpan berbagai risiko yang bisa membahayakan keselamatan pendaki jika tidak dipersiapkan dengan baik. 

Salah satu risiko paling umum dalam pendakian adalah cuaca ekstrem. Perubahan cuaca di gunung bisa terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hujan lebat, kabut tebal, hingga suhu dingin yang menusuk. Jika pendaki tidak membawa perlengkapan yang memadai seperti jas hujan, jaket tebal, atau tenda tahan air, mereka dapat mengalami hipotermia atau kondisi tubuh kedinginan secara ekstrem. 

Risiko berikutnya adalah cedera fisik, seperti keseleo, terkilir, atau bahkan patah tulang akibat terjatuh di jalur yang curam atau licin. Banyak jalur pendakian yang menantang dan membutuhkan keseimbangan serta tenaga ekstra. Oleh karena itu, persiapan fisik sebelum pendakian sangat penting. 

Masalah lain yang sering terjadi adalah penyakit ketinggian (altitude sickness), terutama saat mendaki gunung yang memiliki ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut. Gejalanya bisa berupa pusing, mual, sesak napas, dan lemas. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menjadi fatal. 

Pendaki juga berisiko tersesat, terutama jika mereka tidak mengenal jalur dengan baik atau tidak membawa alat navigasi seperti peta, kompas, atau GPS. Mendaki tanpa pemandu atau kelompok meningkatkan kemungkinan kehilangan arah. 

Selain itu, ada juga risiko dari hewan liar, kehabisan logistik seperti makanan dan air, serta masalah komunikasi karena sebagian besar daerah pegunungan tidak memiliki sinyal ponsel. 

Tak kalah penting, pendaki juga harus mewaspadai potensi kebakaran hutan, terutama saat musim kemarau. Untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut, pendaki perlu melakukan persiapan yang matang. Mulai dari memahami karakteristik gunung yang akan didaki, membawa perlengkapan lengkap, menjaga kondisi fisik, hingga menerapkan prinsip “Leave No Trace” agar tetap menjaga kelestarian alam. Keselamatan adalah prioritas utama dalam pendakian. Dengan pengetahuan, kesiapan, dan sikap bertanggung jawab, aktivitas mendaki gunung bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan aman. 

kesimpulan

Mendaki gunung membutuhkan persiapan yang matang, baik dari segi fisik, mental maupun perlengkapan. Terutama bagi pemula yang belum pernah mendaki gunung. Persiapan mendaki gunung dapat meminimalisir resiko yang tidak diinginkan selama perjalanan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




Mohon tunggu…

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *