Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Dr Choi Ju Young (Dokter Timnas U-17) Warisan Coach Shin – mahjong ways

Dr Choi Ju Young (Dokter Timnas U-17) Warisan Coach Shin

Dr. Choi Ju-young: Pulang Pergi Membawa Luka, Dipanggil Kembali oleh Sahabat

Dr. Choi Ju-young tak pernah membayangkan bahwa Indonesia akan menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya.
Sebagai dokter tim nasional Korea Selatan, ia terbiasa mendampingi negaranya bertarung di level tertinggi. Namun takdir membawanya ke jalur yang tak pernah ia rencanakan.

Saat sahabatnya, Shin Tae-yong, menerima tantangan untuk membangun sepak bola Indonesia, Dr. Choi ikut datang. Bukan karena ambisi pribadi, tapi karena keyakinan pada sosok yang ia percayai.
Sahabat memanggil, ia menjawab.

Bertahun-tahun mereka berjuang bersama, jatuh bangun menumbuhkan mimpi besar di negeri orang.
Namun waktu terus berjalan. Ketika masa tugas Coach Shin berakhir, Dr. Choi merasa tugasnya pun usai. Ia bersiap pulang ke Korea, meninggalkan semua cerita yang telah mereka tulis bersama.

Tapi sebelum langkahnya benar-benar pergi jauh, sebuah panggilan lain datang.
Nova Arianto — sahabat lama Coach Shin, yang kini melanjutkan perjuangan itu — meminta Dr. Choi untuk tetap tinggal.

Tanpa banyak berpikir, ia membatalkan kepergiannya.
Karena di balik segala rasa lelah dan rindu akan tanah kelahiran, ada sesuatu yang lebih dalam:
kesetiaan pada janji, pada persahabatan, dan pada mimpi yang belum selesai.

April 2025.
Dr. Choi berdiri di pinggir lapangan. Kali ini, bersama tim muda: Indonesia U-17.
Di seberang sana, berkibar bendera Korea Selatan — negaranya sendiri.

Laga berjalan keras. Indonesia menang. Korea harus pulang.
Di tengah gegap gempita stadion, di tengah pelukan haru para pemain Indonesia, Dr. Choi tetap berdiri — diam.

Untuk kedua kalinya dalam hidupnya, ia melihat negaranya sendiri pulang lebih awal.
Luka itu nyata, tapi ia menyimpannya dalam-dalam.
Karena sore itu, lebih dari sekadar pertandingan, ia sedang membuktikan kepada dunia — dan kepada dirinya sendiri — bahwa kesetiaan terkadang berarti harus berani terluka.

Dr. Choi Ju-young telah memilih jalannya.
Bukan untuk piala. Bukan untuk tepuk tangan. Tapi untuk janji yang ia genggam erat dalam hatinya.




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2


Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *