Ferran Torres menjadi salah satu aktor penting di balik keberhasilan Barcelona tembus ke final Copa del Rey dengan mengalahkan Atletico Madrid.
Tak tanggung-tanggung, pemain asal Spanyol itu mencetak 3 gol dari dua leg pertemuan antara kedua tim selama semifinal, termasuk gol tunggalnya ke gawang Atletico Madrid pada leg kedua.
Pergerakan lihai Torres membaca umpan cerdik Lamine Yamal mampu meruntuhkan kesolidan lini belakang Atletico.
Bukan rahasia lagi jika salah satu kelebihan Atletico di tangan Pelatih Diego Simeone adalah kesolidan lini belakang. Akan tetapi, kelebihan itu runtuh di hadapan kerja sama Torres dan Yamal.
Seleksi pemain ala Pelatih Barcelona Hansi Flick pada leg kedua saat bertandang ke Stadion Metropolitano, kandang Atletico agak mengejutkan.
Flick membangkucadangkan Robert Lewandowski yang beberapa hari sebelumnya saat bermain kontra Girona di Liga Spanyol mencetak 2 gol dan kemudian memilih untuk memainkan Torres sebagai striker tunggal.
Pilihan Flick itu tepat serentak berbuah manis. Torres mampu mencetak satu gol yang sangat penting, di mana gol tunggal itu menjadikan Barca unggul agregat 5-4 atas Atletico dari dua kali pertemuan.
Pilihan Flick mengedepankan Torres daripada Lewandowski sangat beralasan. Selain menciptakan rotasi lantaran tuntutan kompetesi makin ketat, juga Torres sementara berada pada ritme yang konsisten dan positif dalam mencetak gol.
Musim 2024/25 ini menjadi musim terbaik Torres semenjak berseragam Barca. Tercatat sejauh ini, Torres sudah mencetak 16 gol dan 3 asis dari 33 laga yang dimainkannya.
Dari total gol yang dibuat, rata-rata Torres mencetak 1 gol dari 80 menit di lapangan hijau. Hal itu sangat sulit disamai oleh pemain lainnya di lima liga besar Eropa musim ini.