Pertarungan juara lintas edisi akan tersaji di babak 16 besar Liga 4 Nusa Tenggara Timur, El Tari Memorial Cup XXXIII 2024/2025. PSN Ngada, pemegang trofi ETMC 2023, akan berhadapan dengan Perse Ende, kampiun musim 2017 dan 2022 di Stadion Oepoi, kota Kupang, Minggu (16/3/2025) pukul 16.30 WITA. Keduanya membawa sejarah besar ke dalam laga ini, tetapi bagaimana peluang masing-masing jika dilihat dari performa di fase grup?
PSN Ngada: Solid di Semua Lini
Sebagai juara bertahan, ‘Laskar Jaramasi‘ tampil dominan dengan status belum terkalahkan sepanjang fase Grup B. Heron Ago cs menyapu bersih dua laga awal dengan kemenangan meyakinkan (3-0 atas Nirwana 04 Nagekeo dan Perss SoE), sebelum bermain imbang 2-2 kontra PSKN Kefamenanu. Total 8 gol mereka cetak, dengan hanya 2 kebobolan—dan itu terjadi saat kiper utama Edo Muga tak berada di bawah mistar.
Dari sini terlihat bahwa pasukan binaan Coach Kletus Marselinus Gabhe memiliki aspek defensif yang kuat serta daya gedor yang tajam. Organisasi permainan mereka rapi, dan lini serang mampu menuntaskan peluang dengan efektif. Namun, laga kontra PSKN menunjukkan bahwa mereka masih bisa ditembus jika mendapat tekanan tinggi.
Perse Ende: Mesin yang Mulai Panas
Perse Ende mengawali kompetisi dengan kekalahan 1-3 dari Bintang Timur Atambua, tetapi mereka segera bangkit dengan dua kemenangan berturut-turut (3-2 vs BMU Alor Pantar FC dan 2-1 vs Sergio FC Malaka). Dengan total 6 gol tercipta, tim berjuluk ‘Laskar Kelimutu‘ menunjukkan daya juang tinggi dan fleksibilitas dalam membalikkan keadaan.
Namun, pertahanan menjadi titik lemah. Dari tiga laga di Grup D, mereka kebobolan 6 gol, yang berarti gawang mereka selalu terbuka untuk lawan. Ini bisa menjadi celah bagi PSN Ngada untuk dieksploitasi.
Mental Juara Jadi Faktor Kunci
Di laga dengan tekanan tinggi seperti ini, lebih dari sekadar teknik, taktik, dan fisik, mental juara akan sangat berperan. PSN datang dengan status juara bertahan, yang berarti mereka sudah terbiasa dengan atmosfer laga krusial. Kepercayaan diri dan pengalaman di fase gugur bisa menjadi senjata utama mereka. Apalagi, PSN bukan sekadar juara bertahan—mereka adalah raksasa ETMC dengan delapan gelar juara, termasuk pada edisi 1970, 1982, 1986, 1997, 2001, 2003, dan 2007.
Di sisi lain, Perse Ende juga punya DNA juara. Gelar ETMC 1999, 2017 dan 2022 membuktikan bahwa mereka adalah tim yang tahu cara menang di kompetisi ini. Jika mereka bisa mengatasi kelemahan lini belakang dan mengelola tekanan, peluang untuk melanjutkan perjalanan tetap terbuka.
Menilik sejarah dan performa mereka di kompetisi ini, PSN Ngada lebih stabil dengan setiap lini yang solid, menjadikannya favorit di laga ini. Namun, Perse Ende bukan lawan mudah—mereka punya mental juara dan tahu cara bangkit dari tekanan. Jika PSN mampu mendikte tempo sejak awal, peluang mereka ke perempat final semakin besar. Sebaliknya, jika Perse mampu membawa laga ke duel ketat dan emosional, pengalaman mereka di situasi sulit bisa menghadirkan kejutan.