Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Formula E Jakarta 2025: Balapan Ramah Lingkungan atau Sekadar Panggung Pencitraan? – mahjong ways

Formula E Jakarta 2025: Balapan Ramah Lingkungan atau Sekadar Panggung Pencitraan?

Kompasiana – Indonesia kembali menjadi tuan rumah dalam ajang balap bergengsi Formula E setelah absen pada musim sebelumnya.

Ajang ini bukan hanya sekadar balapan, melainkan juga sebuah kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan serta mendukung masa depan rendah emisi. Hal ini mampu kita lihat dari upaya mereka yang selalu menggandeng ahli jejak karbon yang bertujuan untuk mengukur jumlah karbon setiap selesainya ajang balapan tersebut digelar.

Namun, pertanyaannya: apakah label ‘eco-friendly’ yang melekat pada Formula E benar-benar mencerminkan praktik keberlanjutan, atau hanya sebatas slogan yang terdengar manis di telinga publik?

Komitmen Berkelanjutan

(Kredit: Bayu Pratama S / ANTARA FOTO via Tempo.co)
(Kredit: Bayu Pratama S / ANTARA FOTO via Tempo.co)

FEO (Formula E Operations) sebagai penyelenggara resmi, memiliki empat pilar yang menunjukkan tekad mereka dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Yaitu: 1. Excellence, 2. Environment, 3. Equity, 4. Ecosystem.

Formula E juga merupakan ajang balap pertama yang tersertifikasi ISO 20121 dari FIA (Fdration Internationale de l’Automobile). Hal ini memberikan nuansa baru dalam dunia balap, yang mana mengintegrasikan antara teknologi ramah lingkungan dengan dunia pacu.

Tak hanya itu, ajang ini juga menjadi contoh gaya hidup yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan kepada para penonton. Bagaimana tidak, segala fasilitas yang disediakan mencerminkan kepedulian lingkungan, mulai dari alat makan, minum, hingga lahan parkir yang ‘sempit’ bertujuan untuk mendorong para penonton agar menggunakan transportasi umum.

Lebih dari itu, mobil yang digunakan dalam ajang ini, GEN3 Evo, dirancang sedemikian rupa sehingga terbilang ramah lingkungan. Mulai dari baterai yang terbuat dari bahan daur ulang yang bisa digunakan setiap musimnya. Sasis mobil yang dibuat dari kain linen dan serat karbon daur ulang, yang mana bertujuan mengurangi penggunaan bahan mentah baru. Ban mobil yang mengandung 26% karet alami dan serat daur ulang, yang setiap selesai balapan selalu didaur ulang.

 

Ajang ini juga memperhatikan dampak logistiknya. FEO selaku pihak penyelenggara menggunakan pendekatan multimoda. Yaitu metode pengiriman dengan menggunakan lebih dari satu moda transportasi. Dalam hal ini, skema transportasi darat dan laut dipilih karena dianggap lebih rendah emisi jika dibandingkan dengan moda transportasi udara.

Berkolaborasi dengan Deutsche Post DHL Group (DHL), keduanya sepakat menggunakan biofuel pada setiap moda transportasi yang mereka pilih. Tak hanya itu, rute pengiriman dipilih sedemikian rupa agar mampu menekan jumlah emisi yang dihasilkan.




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2


Mohon tunggu…

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *