Mata dan hati para penggemar tenis dunia selama dua minggu ke depan mulai 30 Juni hingga 13 Juli 2025 akan tertuju ke Wimbledon sebuah daerah di pinggiran kota London yang asri.
Turnamen Tenis tertua di dunia, Wimbledon atau biasa disebut The Championships, selalu merepresentasikan perpaduan gengsi dan tradisi yang kental.
Ini adalah ajang Grandslam ketiga tahun ini, dan satu-satunya yang dimainkan di lapangan rumput.
Permukaan ini dikenal menghasilkan pantulan bola yang sangat rendah, membuat pergerakan bolanya ketika dipukul menjadi sangat cepat, menambah daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya.
Buat saya pribadi, Wimbledon memberikan arti tersendiri, karena “rumputnya” itu, saya menjadi salah satu penggemar tenis sampai dengan saat ini.
Awalnya, saya “kecil” merasa aneh “Loh kok bisa tenis dimainkan di atas lapangan rumput.” Karena sependek pengetahuan saya saat itu, lapangan tenis hanya dimainkan di permukaan lapangan beton yang biasanya bercat hijau atau dalam istilah tenis biasa disebut Hardcourt, seperti yang ada di sekitar saya.
Tak hanya di kota tempat saya dibesarkan, Sukabumi, lapangan tenis di Indonesia mayoritas berjenis hardcourt, lapangan rumput hampir tak ada.
Dari curiousity itulah saya mempelajari tenis dan mulai sering memainkannya, hingga menjadi penggemarnya.
Akh jadi bernostalgia, kembali ke Wimbledon 2025.
Sebenarnya, Wimbledon 2025 sudah berlangsung sejak Senin 23 Juni 2025 awal pekan lalu, yang memainkan babak kualifikasi,untuk memperebutkan 128 tempat di babak utama tunggal putra dan putri, atau dalam “Bahasa Wimbledon,” Ladies and Gentlemen.
Babak kualifikasi dibutuhkan karena ada ratusan petenis dunia yang begitu berhasrat mengikuti Turnamen ini, sementara tempat di babak utama terbatas.