Dalam era sepak bola modern yang penuh persaingan, konsistensi dan eksplosivitas menjadi dua hal yang sangat langka dimiliki seorang pemain sayap. Namun Raphinha, winger asal Brasil, berhasil menunjukkan bahwa dirinya bukan sekadar pesepak bola cepat yang mampu menggiring bola, tetapi juga pemain penting dalam sistem permainan Barcelona yang tengah bertransformasi.
Musim 2024/25 menjadi panggung kebangkitan Raphinha ke level tertinggi. Bukan hanya sebagai pemain inti, tapi sebagai salah satu pilar terpenting Barcelona yang musim ini sukses meraih treble domestik dan menembus semifinal Liga Champions.
Raphinha pertama kali dikenal publik Eropa saat bermain untuk Leeds United di Premier League. Gaya bermainnya yang lincah, penuh keberanian, dan kaya improvisasi langsung mencuri perhatian. Barcelona tak butuh waktu lama untuk menyadari potensinya, dan pada musim panas 2022, ia resmi mendarat di Camp Nou.
Meski awalnya sempat mengalami fase adaptasi dan bersaing ketat dengan Ousmane Dembl di sektor kanan, kepergian Dembl ke PSG membuat Raphinha menjadi pilihan utama. Sejak saat itu, posisinya tak tergantikan. Musim demi musim, kontribusinya terus meningkat, hingga puncaknya terjadi tahun ini.
Di musim 2024/25, Raphinha tampil luar biasa. Ia mencatatkan 34 gol dan 25 assist dari 57 pertandingan di semua kompetisi. Tak hanya menjadi pencetak gol, ia juga menjadi pengatur ritme serangan dan penyedia umpan-umpan kunci untuk lini depan Blaugrana.
Dalam kompetisi Liga Champions, Raphinha mencetak 13 gol, menjadikannya sebagai salah satu top skor dan pemain Brasil tersubur dalam satu musim di ajang tersebut sepanjang sejarah. Salah satu momen paling berkesan adalah brace-nya di leg kedua perempat final melawan Arsenal, yang membawa Barcelona melangkah ke semifinal.
Di La Liga, ia turut membantu Barcelona mencetak lebih dari 100 gol musim ini, dengan sumbangan 18 gol dan 11 assist hanya dari liga domestik. Catatan ini membuatnya diganjar gelar La Liga Player of the Season, mengalahkan nama-nama besar seperti Jude Bellingham dan Vinicius Jr.
Sebagai pemain sayap, Raphinha bukan hanya mengandalkan kecepatan. Ia memiliki visi bermain yang matang, kemampuan dribel yang efektif, serta insting mencetak gol yang semakin tajam. Dalam taktik Hansi Flick, Raphinha diberi kebebasan bergerak lebih ke dalam, terkadang berperan sebagai second striker atau penembus lini tengah lawan.
Ia juga sering terlihat turun membantu pertahanan, menandakan evolusinya menjadi pemain yang lebih komplet. Banyak pengamat menyebutkan bahwa ia kini jauh lebih disiplin, tak hanya bergantung pada flair khas Brasil.
Meski tidak mengenakan ban kapten, Raphinha menjadi pemimpin tak kasat mata di ruang ganti. Ia sering terlihat memotivasi rekan-rekannya seperti Lamine Yamal dan Vitor Roque. Mentalitas kerjanya dan dedikasinya di setiap pertandingan menjadikannya panutan yang dihormati di dalam skuad.
Kehadiran Raphinha juga membawa keseimbangan bagi lini serang Barcelona. Saat Lewandowski memikul tanggung jawab mencetak gol, Raphinha menjadi penggerak serangan dan penghubung antar lini. Kombinasi keduanya menjadi senjata utama tim musim ini.
