Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Trofi Conference League, Sejarah, Kebangkitan dan Pembuktian untuk Chelsea – mahjong ways

Trofi Conference League, Sejarah, Kebangkitan dan Pembuktian untuk Chelsea

Chelsea mengakhiri musim kompetisi 2024/ 2025 dengan manis. Keberhasilan memenangkan trofi Conference League 2024/2025 usai menundukkan Real Betis 4-1 pada hari Kamis, 29 Mei 2025, menjadi catatan indah yang patut untuk dirayakan.

Para punggawa dan pencinta Chelsea tampak bersuka cita merayakan keberhasilan ini. Mereka merayakannya tak ubahnya seperti  merayakan kesuksesan meraih trofi pertama.

Seberapa pentingkah arti kemenangan di ajang Conference League ini bagi Chelsea ? Ada empat catatan penting dibalik keberhasilan ini

1. Sinyal kebangkitan dan kembalinya Chelsea ke posisi papan atas

Trofi Conference League mungkin hanya sebatas trofi kompetisi kasta ketiga sepak bola Eropa. Tapi, keberhasilan merengkuh trofi ini lebih dari sekedar sebuah kemenangan bagi Chelsea. Melainkan juga sebagai simbol kebangkitan mereka sebagai tim sarat prestasi

Sebagai tim, nama Chelsea pantas untuk disebut sebagai salah satu klub elit Eropa. Raihan 8 trofi kompetisi Eropa yang mereka catatkan sebelumnya memberi pembuktian kalau tim yang identik dengan warna biru ini punya nama besar. Namun sebuah revolusi telah mengubah semuanya.

Ya, pergantian kepemilikan dari Roman Abramovich kepada Todd Boehly pada tahun 2022 lalu juga membawa perubahan besar pada nasib Chelsea. Tim yang sebelumnya berada di level atas tiba-tiba saja harus turun kasta dan menjadi tim semenjana.

Ya, Chelsea harus menerima nasib yang menyedihkan di fase awal rezim Boehly. Kehadiran Graham Potter yang digadang-gadang mampu menyulap Chelsea menjadi tim super seiring kesuksesan Potter bersama Brighton sebelumnya berakhir dengan nol besar. Chelsea terlempar ke posisi 12 klasemen akhir EPL 2022/2023. Hal yang sebelumnya tak pernah mereka alami ketika bersama Abramovich.

Namun perlahan Chelsea mulai bangkit. Kehadiran manajer asal Argentina, Mauricio Pochettino memberi angin segar. Prestasi Chelsea pun mulai merangkak naik dan menduduki posisi 6 klasemen akhir EPL 2023/2024 serta kembali berkesempatan bertarung di kompetisi Eropa.

Tak puas dengan pencapaian ini, manajemen selanjutnya menunjuk Enzo Maresca sebagai pelatih kepala. Keberhasilan manajer asal Italia ini membawa Leicester kembali ke Premier League sebelumnya menjadi pertimbangan kalau mantan pemain Sevilla ini bakal membawa perubahan beaar bagi Chelsea. Dan tak salah lagi, Maresca berhasil mempersembahkan trofi pertama sejak tiga tahun terakhir.




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2
  3. 3


Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *