Real Madrid secara mengejutkan dipermak tiga gol tanpa balas di London Utara. Partai leg pertama perempat final Liga Champions melawan Arsenal, tak ubahnya seperti neraka buat Carlo Ancelotti. Memori dikalahkan skuad Meriam London, 19 tahun silam, semakin di depan mata, namun, dengan jumlah kebobolan yang lebih memprihatinkan.
Arsenal, sementara itu tidak takut menyongsong lawatan mereka ke Bernabeu tengah pekan nanti. Madrid boleh menghias kandang mereka dengan atribut yang membuatnya terasa mencekam bak neraka buat Arsenal. Namun, Mikel Arteta siap menghalalkan segara cara, asalkan skuad London Utara bisa melewati neraka di Matador, mengulang capaian mereka di era Thierry Henry.
Leg kedua perempat final Liga Champions antara Real Madrid vs Arsenal bakal menyita perhatian jutaan pasang mata. Madrid, sang raja UCL, atau Arsenal, yang konsisten, tapi tanpa mahkota. Simak previewnya!
Mimpi Buruk di London Utara
Fans Real Madrid memulai musim 2024/2025 dengan penuh sukacita. Bagaimana tidak, setelah sekian lama, impian mereka mendapat trisula idaman, kesampaian juga. Kedatangan Kylian Mbappe melengkapi trio Vinicius dan Rodrygo di depan. Menjadi kuartet maut kalau Jude Bellingham yang mengawal ketiganya, juga masuk hitungan.
Sempat melempem, fans Madrid mulai bisa senyum-senyum, setelah mengetahui tim kesayangannya kembali menunjukkan DNA UCL nya. Pasca menghabisi Manchester City, Madrid melenggang ke perempat final, setelah memenangkan partai hidup mati melawan rivalnya, Atletico di babak 16 besar.
Lawan yang dihadapi Los Blancos di perempat final bukanlah tim tradisi UCL, apalagi pemegang trofinya. Arsenal, seakan dihantam mimpi buruk, karena harus bersua Madrid langsung di perempat final ke-2 mereka secara back-to-back. Arsenal tahu kalau Madrid mode knockout adalah entitas yang sulit dikalahkan. Tapi yang terjadi di Emirates justru di luar nalar.
Arsenal, bak mendapat suntikan serum super soldier di hadapan para pendukung yang memadati Emirates. Madrid dibuat tidak berdaya dengan gempuran-gempuran dari Mikel Merino CS. Akhirnya, dua freekick indah Declan Rice, plus satu gol dari Mikel Merino, mengubah lawatan Madrid ke ibukota Inggris menjadi sebuah mimpi buruk.
Arsenal yang secara trofi, terutama trofi UCL nya, kalah dari Madrid, justru mempertahankan rekor menjadi salah satu klub yang tidak pernah dikalahkan Madrid. Memori 19 tahun kembali menyergap Si Putih Ibukota. Hanya saja, Vinicius Junior dan kolega, kini lebih memalukan, karena kebobolan sampai tiga gol tanpa balas.
Siap Ubah Bernabeu Jadi Neraka
Keunggulan Arsenal atas Real Madrid di leg pertama memang tak terbantahkan. Namun, sebagai klub yang disahihkan sebagai ‘suhunya’ UCL, Madrid tidak akan menyerah. Mereka tahu kalau Bernabeu selalu punya magis. Magis itulah yang mereka harap bisa menyingkirkan Arsenal.
Secara performa, Madrid jauh dari kata memuaskan di London. Namun, Carlo Ancelotti tetap kepedean, timnya bisa mengubah nasib di partai leg kedua nanti. “Kami sudah sering meng-comeback. Kami harus melakukannya lagi,” Kata Don Carlo, seusai timnya kena bantai di Emirates.