Tahun-tahun belakangan hingga saat kini, olaharga lari sedang naik pamor di berbagai tempat, termasuk Kota Bandung. Berbagai acara event lomba lari baik di jalan raya dan trail run (lari di alam bebas), banyak digelar di Kota Bandung. Contohnya, seperti Pocari Sweat Run, Tahura Run dan Bandung Trail Run.
Beberapa tempat prasarana lari (trek) di Kota Bandung sering dipadati oleh warga yang lari, seperti di Lapangan Gasibu, Saparua, GOR Pajajaran dan Sabuga ITB. Saking padatnya trek lari tersebut, malahan pada akhirnya membuat aktivitas lari menjadi tidak nyaman.
Pilihan tempat lari akhirnya pindah ke jalanan. Namun sebagai warga asli Bandung, yang lahir dan besar di Bandung, saya wajib mewanti-wanti orang luar Bandung yang hendak berlari di jalanan Kota Bandung.
Berlari di jalanan Kota Bandung itu, lebih enak di wilayah utara karena lebih teduh oleh banyaknya pohon-pohon besar di banding wilayah barat, timur dan selatan. Selain itu, udara di bagian utara kota ini lebih sejuk karena lebih tinggi secara geografis.
Namun sesungguhnnya berlari di jalanan Kota Bandung, tidaklah senyaman yang dikira oleh banyak para pelari. Baiklah tidak usah berlama-lama lagi, berikut ini hal-hal yang membuat saya merasa jengkel saaat berlari di jalanan Kota Bandung berdasarkan pengalaman pribadi.
#1. Jalanan di Kota Bandung selalu macet
Pasti sudah tahu kan kalau jalanan di Kota Bandung ini adalah jalan termacet se-Indonesia? Kalau jalan macet, para pelari biasanya akan berlari di pinggir jalan dan trotoar. Tapi masalahnya, para pengemudi motor suka mengambil area pinggir jalan dan trotoar untuk menghindari macet. Ini adalah kejengkelan pertama.

#2. Angkot yang berhenti mendadak
Saat lagi asyik-asyiknya mengayunkan langkah kaki, seringkali tiba-tiba ada mobil angkutan kota (angkot) yang berhenti mendadak di pinggir jalan di depan kita. Sopir angkot dengan teganya menghalangi jalur lari di pinggir jalan. Ini dikarenakan sopir angkot mau menurunkan penumpang dan juga menaikkan penumpang.
#3. Motor dan Mobil yang Ngebut
Kadangkala para pelari suka dikagetkan dengan laju motor dan mobil yang bergerak kencang. Lebih ngerinya lagi motor dan mobil itu ngebut hingga ke pinggir jalan. Agar lebih aman, sebaiknya para pelari mengambil rute lari yang berlawanan arah sehingga bisa menghindar kalau ada mobil dan motor ngebut hingga ke pinggri jalan.
Yang paling membuat jengkel adalah suara knalpot motor yang meraung-raung memekakkan telinga. Selain itu, bunyi klakson mobil, bus kota dan truk yang nyaring menggelegar. Semua kondisi itu membuat para pelari stress dan tak nyaman.

#4. Trotoar Jalan yang Tidak Layak dan Tidak Ada
Sudah menjadi rahasia umum di Kota Bandung, kalau trotoar jalan hampir di seantero wilayah kota mempunyai kondisi tidak layak dan tidak ada untuk para pejalan kaki dan juga pelari. Trotoar jalan yang layak hanya terdapat di pusat-pusat kota dekat dengan pusat pemerintahan saja, pusat perbelanjaan elit dan hotel-hotel mewah.