Ada momen dalam sebuah turnamen besar ketika semua prediksi, semua statistik, dan semua reputasi seolah menguap ke udara, tak berarti apa-apa. Momen itu tiba di Piala Dunia Antarklub 2025. Bukan di babak final, tapi di babak 16 besar.
Sang juara bertahan Liga Champions, Manchester City, tim super asuhan Pep Guardiola yang terlihat tak tersentuh, akhirnya tersungkur. Mereka tidak kalah oleh sesama raksasa Eropa. Mereka ditaklukkan oleh kegigihan, semangat, dan strategi cerdik dari wakil Arab Saudi, Al Hilal, dalam sebuah drama 120 menit yang berakhir dengan skor 4-3.
Saat peluit panjang dibunyikan, dunia sepak bola seolah berhenti sejenak. Inilah deklarasi paling kuat bahwa Piala Dunia Antarklub format baru bukan lagi panggung sandiwara untuk tim-tim Eropa. Ini adalah medan perang global yang sesungguhnya. Sebuah arena di mana uang, bintang, dan sejarah bisa dikalahkan oleh determinasi.
Kini, setelah debu pertempuran babak 16 besar mereda, hanya tersisa delapan tim. Delapan gladiator dari berbagai penjuru dunia, siap bertarung hingga titik darah penghabisan untuk memperebutkan takhta tertinggi. Peta kekuatan sepak bola dunia sedang digambar ulang di hadapan kita.
Kejutan besar di Piala Dunia Antarklub 2025! Man City dan tim Messi tersingkir. Kini 8 raksasa, termasuk Al Hilal, bertarung di perempat final. – Tiyarman Gulo
Mereka yang Pulang Lebih Awal
Babak 16 besar menjadi kuburan bagi banyak nama besar. Kejatuhan Manchester City hanyalah puncak dari gunung es.
-
Kiamat Biru Langit Manchester. Kekalahan City dari Al Hilal asuhan Simone Inzaghi akan dikenang sepanjang masa. Ini adalah bukti bahwa kekuatan finansial dan taktik brilian dari liga-liga mapan bisa diredam. Al Hilal menunjukkan pada dunia bahwa mereka datang ke Amerika Serikat bukan untuk menjadi figuran, melainkan untuk menjadi penantang juara.
-
Mimpi Messi yang Terkubur Dalam. Seluruh mata tertuju pada Inter Miami. Kehadiran Lionel Messi diharapkan bisa membawa keajaiban bagi wakil Major League Soccer (MLS). Namun, mimpi itu terkubur dalam-dalam. Mereka dihajar tanpa ampun oleh Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 4-0. Ironisnya, Messi harus melihat timnya dilumat oleh klub yang baru saja ia tinggalkan.
-
Hilangnya Legiun Italia. Negeri para Catenaccio harus menelan pil pahit. Tak ada satu pun wakil Serie A yang mampu menembus perempat final. Inter Milan, sang finalis Liga Champions musim sebelumnya, takluk di tangan wakil Brasil, Fluminense (0-2). Sementara itu, Juventus harus mengakui keunggulan sang raja Eropa, Real Madrid (0-1).
-
Raksasa Portugal Tumbang. Benfica, salah satu kekuatan tradisional Eropa, juga harus angkat koper lebih awal setelah dilumat oleh Chelsea dengan skor meyakinkan 1-4.
Para raksasa telah terluka. Turnamen ini membuktikan bahwa tiket ke babak selanjutnya harus diraih dengan perjuangan, bukan hanya dengan nama besar.
Peta Kekuatan Perempat Final
Kini, panggung telah disiapkan untuk delapan tim terbaik. Sebuah perpaduan menarik antara kekuatan tradisional Eropa, gairah membara dari Amerika Selatan, dan kuda hitam dari Asia.