Kompasiana – Juara bertahan BRI Liga 1, Persib Bandung, tak membuang waktu untuk bersantai di singgasana. Di tengah euforia juara yang masih membekas, manajemen Maung Bandung bergerak cepat di bursa transfer, mengirimkan sinyal tegas bahwa mereka tak ingin hanya menjadi juara sesaat.
Sebuah “revolusi” di bawah komando pelatih Bojan Hodak telah dimulai, dan puncaknya adalah peresmian kedatangan Berguinho, sang gelandang serang berusia 28 tahun dari Brasil, yang diikat kontrak selama dua musim.
Berguinho, pemilik nama lengkap Rosembergne da Silva, bukan nama asing di kancah Liga 1. Sebelumnya, ia memperkuat Borneo FC dengan catatan lumayan apik di musim 2024/2025, yakni membukukan empat gol dan empat assist dalam 29 laga memperkuat Pesut Etam (data transfermarkt).
Statistik yang solid, namun kini ia dihadapkan pada sebuah misi yang jauh lebih berat: membuktikan dirinya layak menggantikan peran Tyronne del Pino, pemain terbaik Maung Bandung musim lalu, sebagai pengatur irama permainan dan, yang lebih penting, mesin gol.
Perlu dicatat, pengumuman kedatangan Berguinho pada Jumat (27/6/2025) sore tadi bukanlah langkah tunggal.
Revolusi lini tengah Bojan Hodak musim ini sudah membawa dua gelandang asing lainnya: William Marcilio dari Madura United dan sepupu pemain Liverpool Alexis Mac Allister, yakni Luciano Guaycochea, yang sudah terlebih dahulu diumumkan pada Rabu (25/6/2025).
Bersamaan dengan pengumuman Berguinho, Persib juga mengumumkan kedatangan striker Brasil, Uilliam Barros Pereira.
Sorotan memang akan lebih banyak tertuju pada Berguinho, sebab ia akan apple to apple dibandingkan dengan Tyronne del Pino, sang jenderal lini tengah yang mencetak 18 gol musim lalu.
Atribut gol harus dikebut oleh Berguinho, sebuah tekanan yang tidak bisa dianggap remeh. Diharapkan, adaptasi dari para pemain baru Persib bisa cepat menemukan chemistry-nya, mengingat kepesertaan Maung Bandung juga di ajang AFC Champions League Two.
Revolusi Lini Tengah Bojan Hodak: Tiga Jenderal Baru untuk Dua Kompetisi
Kedatangan Berguinho harus dilihat dalam konteks revolusi lini tengah yang dicanangkan Bojan Hodak. Pelatih asal Kroasia ini tampaknya ingin menciptakan kedalaman dan fleksibilitas yang lebih besar di lini tengah Persib, menyikapi tantangan berat di Liga 1 dan AFC Champions League Two.