Sejak kecil, Neymar sudah terbiasa tampil. Di jalanan Sao Paulo, dia gocek anak-anak sebaya layaknya sedang main di Camp Nou. Badannya kurus, rambut semrawut, tapi kakinya bicara banyak hal.
Di usia 17, dia sudah main di tim utama Santos. Setahun kemudian, dia jadi bintang. Brazil jatuh cinta. Dunia mulai melirik.
Neymar tumbuh di era media sosial. Skill nya viral. Gaya rambut, selebrasi, gaya hidup semuanya jadi sorotan. Tapi bukan cuma soal gaya. Neymar punya teknik kelas atas: gocek, dribble, timing, dan penyelesaian akhir. Semua lengkap.
Tahun 2013, dia ke Barcelona. Di sinilah anak ajaib itu benar-benar jadi senjata. Bersama Messi dan Surez, mereka bentuk trio MSN yang menakutkan. Gol demi gol dicetak, trofi demi trofi dikumpulkan. Liga Champions 2015, La Liga, Copa del Rey semuanya dilibas.
Tapi Neymar gak puas jadi bayang-bayang Messi. Tahun 2017, dia pindah ke PSG. Transfer paling mahal dalam sejarah: 222 juta.
Tujuannya satu: jadi raja. Jadi pemain utama. Bawa PSG juara Eropa. Tapi yang dia dapat? Cedera. Skandal. Gosip. Drama.
Di timnas Brasil, cerita Neymar juga seperti rollercoaster. Di Piala Dunia 2014, dia cedera parah saat Brasil dihajar Jerman 7-1. Tahun 2018, dia tampil, tapi publik malah lebih fokus ke “rolling Neymar” yang berlebihan. Tahun 2022, Neymar kembali, cetak gol indah, tapi Brasil tetap gagal. Lagi-lagi, trofi dunia menjauh.
Sekarang usianya 32. Sudah jadi pencetak gol terbanyak Brasil, melewati Pele. Tapi ironisnya, dia belum pernah mengangkat trofi Piala Dunia. Messi sudah dapat. Mbapp sudah dapat. Bahkan Vinicius dan Rodrygo mulai bersinar.
Neymar? Dia tetap Neymar. Penuh talenta, penuh drama, tapi tanpa mahkota. Kadang dunia terlalu kejam buat mereka yang jenius tapi emosional. Dan mungkin, Neymar memang ditakdirkan jadi legenda yang selalu nyaris.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI