Purwakarta. Permainan anak yang membutuhkan strategi, ketangkasan serta kekuatan di era modern saat kian sangat jarang dijumpai. Era digital merubah pesat kebiasaan gerak perrmainan sehat menjadi permainan fisik tak bergerak seperti selalu istirahat.
Media sosial, game, menjadi trend, sehingga potensi tubuh tidak sehat, mata rusak, malas, menjadi fenomena yang sudah sangat terasa saat ini kita jumpai apalagi nanti jika tidak sesegera mungkin kita sikapi dan atasi.
“Pembatasan penggunaan handphone terhadap generasi anak harus menjadi perhatian serius, baik oleh sekolah, orang tua” ungkap Bu Otin Rosita, panitia lomba olah raga tradisional (Ortrad). Kamis (15/5) di lapangan Gelatik, desa Cilangkap kecamatan Babakancikao, Purwakarta.
“Permainan sekaligus olah raga tradisional, lanjut Bu Otin, harus dijadikan kebiasaan disekolah juga dirumah, karena permainan tradisional tidak menggunakan sarana tekhnologi modern yang sudah nyata membahayakan terhadap fisik dan fikir generasi penerus kita”. Jelasnya.
Bu Otin juga menjelaskan beberapa dampak permainan modern menggunakan sarana digital yang justru merusak fisik dan jiwa anak.
“Dampak permainan digital bisa kita lihat, rasakan bersama. Anak jadi pemalas, mudah sakit, mata rusak, menentang bahkan berontak terhadap orang tua, yang jika dibiarkan generasi seperti ini hanya akan menjadi beban orang tua, bahkan beban negara kedepannya”. Tegasnya.
Bu Otin juga tidak menafikan jika tekhnologi itu penting, namun semua ada waktu, perlu pendampingan, pengawasan, agar tidak justru akan menjadikan generasi penerus kita tidak sehat.
“Tekhnologi itu penting, namun semua ada waktu, ada pengawasan, jangan dibebaskan begitu saja, semua harus diberi pemahaman, jika itu semua mengancam raga bahkan jiwa anak, kita akan minim generasi sehat, dan bisa dibayangkan akan seperti apa bangsa ini jika generasinya tidak sehat jiwa dan raganya?”. Pungkas Bu Otin.
Terlihat dilapangan, beberapa olah raga yang pada era 70, 80,90 an dijadikan permainan anak saat itu seperti Dagongan. Hadang. Egrang. Bakiak, Sumpitan dilombakan, dengan maksud dan tujuan agar kegiatan olah raga tradisional menjadi rutinitas setiap hari anak, menjaga kelestarian budaya, dan pastinya membuat anak sehat, badan, fikir lahir dan bathin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI