Di bawah langit panas Hanoi, ketika 90 menit seperti abadi dan sejarah menggantung di ujung sepatu, tim nasional U-23 Vietnam menulis kisah luar biasa. Dalam laga semifinal Piala ASEAN U-23 2025 yang mempertemukan mereka dengan Filipina U-23, kemenangan 2-1 bukan sekadar skor-ia adalah simbol kebangkitan, determinasi, dan dominasi mental yang tak tergoyahkan.
Babak Pertama: Kejutan dari Mariona
Filipina, yang selama ini dianggap sebagai underdog di pentas Asia Tenggara, mengejutkan publik Vietnam ketika Javier Mariona mencetak gol pembuka di menit ke-36. Dengan penyelesaian klinis dari sisi kiri kotak penalti, Mariona membungkam Stadion Viet Tri yang memerah oleh suporter tuan rumah. Untuk sesaat, semangat “Azkals Muda” terasa akan melahirkan kejutan besar dalam sejarah turnamen ini.
Respons Vietnam: Menolak Menyerah di Tanah Sendiri
Namun, hanya lima menit berselang, Nguyen Dinh Bac membalas dengan finishing tajam. Gol ini bukan hanya menyamakan kedudukan, tapi juga menghidupkan kembali atmosfer magis Hanoi. Vietnam, dengan gaya bermain khas mereka-cepat, rapat, dan penuh tekanan-mulai menemukan ritmenya.
Masuk babak kedua, Nguyen Xuan Bac menjadi pahlawan. Di menit ke-54, tendangan kerasnya dari luar kotak penalti menghujam gawang Filipina, menjadikan skor 2-1. Itu bukan hanya gol kemenangan, tapi juga pernyataan: Vietnam belum habis.
Disiplin dan Drama: Filipina Kartu Merah, Vietnam ke Final
Pertandingan tidak berhenti pada drama dua gol. Di masa tambahan waktu, seorang pemain Filipina diganjar kartu merah karena pelanggaran keras-menambah tekanan di menit-menit akhir. Namun, Vietnam tetap kokoh dan cerdas dalam mengontrol permainan.
Peluit panjang berbunyi, dan sejarah kembali berpihak pada sang naga.
Lebih dari Sekadar Kemenangan