Ketika naskah ini disusun, Timnas U17 baru saja memetik kemenangan atas Korea Selatan pada pertandingan pertama Grup C Piala Asia U17 yang berlangsung di Prince Abdullah Al Faisal Stadium, Jeddah, Arab Saudi. Turun ke lapangan dalam situasi kalah secara teknik dan postur, serta digempur habis-habisan selama 101 menit (45 + 1 babak pertama dan 45 + 10 babak kedua) Timnas U17 berhasil mencuri sebuah gol berharga melalui Evandra Florasta (6) pada menit ke 90+1. Gol ini adalah gol ke 17 dari Timnas U17 pada Piala Asia berbanding 52 gol ke gawang Timnas U17 sepanjang sejarah. Atas kemenangan ini berikut penulis sampaikan ulasannya.
Babak Pertama
Turun ke lapangan dengan pola dasar 3-4-3 Cocah Nova Arianto menempatkan Mierza Firjatullah (9) sebagai penyerang tunggal didampingi Zahaby Gholy (7), dan Fadly Alberto (10) yang bermain sedikit lebih di belakang Mierza. Hal ini dilakukan karena pelatih memahami betapa Timnas Korea Selatan U17 adalah raksasa Asia di kelompok usianya dengan teknik dan postur yang lebih baik dibandingkan tim asuhannya. Karenanya, meski formasi dasar beliau menurunkan 3 penyerang, aplikasi dilapangan pola ini menjadi 3-4-2-1 dengan 4 pemain (2 pemain tengah dan 2 bek sayap) bermain lebih ke bawah, merapat di depan Trio bek tengah yang diturunkan.
Pola ini berhasil dengan baik, meski disepanjang babak pertama Korea Selatan U17 terus berusaha mencari gol, tidak satu kali pun bola menyarang ke gawang Timnas U17. Di babak ini Daffa Al Gasemi Setiawarman (23) yang ditunjuk sebagai penjaga gawang bermain sangat gemilang dengan penempatan posisi dan pengambilan keputusan tepat, memotong umpan-umpan lambung yang coba dimaksimalkan Korea Selatan U17. 45+1 gawang Timnas tetap terjaga.
Sedikit catatan kecil, pada menit 19 ada satu peluang emas yang diperoleh Mierza ketika ia lolos jebakan offside. Namun sayang Kiper Korea Selatan; Park Dohun bermain sangat tenang sehingga mengagalkan upaya Mierza.
Babak Kedua
Mengaca pada situasi babak pertama, dapat kita yakini Korea Selatan U17 akan lebih menekan dan kenyataan di lapangan demikian adanya. Hingga menit 88, tidak ada serangan berarti atas gawang Dohun dari Timnas U17. Bahkan beberapa kali Korea Selatan U17 nyaris memperoleh gol. Namun, upaya mati-matian para pemain dan kecemerlangan Daffa, mengagalkan semua upaya mereka.
Melihat kebuntuan permainan, Pelatih Korea Selatan U17, Back Ki-tae, mencoba memaksimalkan penyerangan dengan melakukan banyak pergantian pemain. Sementara di sisi Indonesia, pergantian pemain tidak sebanyak Korea Selatan, meski beberapa pemain nampak sudah sangat kepayahan, seperti Daniel Alfrido (12) dan Matew Baker (5). Hanya mental yang membuat kedua pemain ini mampu bertahan.
Menit ke 89, petaka muncul bagi Korea Selatan U17. Lemparan Cannon Ball Fabio Azkairawan (14) menciptakan bola liar di depan gawang. Fandi Ahmad (11) melakukan tembakan menyusur tanah yang secara cerdik dibelokkan oleh Matew Baker, sehingga mengenai tangan kiri seorang pemain Korea Selatan U17. Wasit asal China, Jin Jingyuan secara tegas menunjuk titik putih, tendangan pinalti bagi Timnas U17.
Evandra yang dipercaya pelatih untuk mengambil tendangan ini mengambil ancang-ancang pendek dan melepaskan tendangan menyusur tanah ke sisi kiri gawang Dohun. Dengan sigap kiper Korea Selatan U17 ini menepis bola sepakan Evandra yang tidak begitu keras. Meski demikian, Evandra berlari dengan kencang seolah tahu kemungkinan ini dan melakukan tembakan keras yang kali ini tidak mampu dibendung Dohun untuk menciptakan keunggulan bagi Timnas U17. 90 + 1, Timnas U17 unggul 1 gol atas Korea Selatan U17.