Lamine Yamal: Puasa Bukan Halangan di Lapangan Hijau

Nama Lamine Yamal belakangan ini ramai diperbincangkan di dunia sepak bola. Bukan hanya karena bakatnya yang luar biasa di lapangan hijau, tetapi juga karena keyakinannya yang kuat dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Di usianya yang masih muda, Yamal menunjukkan kedewasaan dan profesionalisme yang patut diacungi jempol.
Dalam sebuah wawancara dengan DAZN, Yamal dengan tegas menyatakan bahwa puasa bukanlah halangan baginya untuk tampil maksimal di lapangan. Ia meyakini bahwa keyakinannya terhadap agama memberinya kekuatan untuk tetap bugar dan fokus selama pertandingan. “Ini tentang keyakinanmu terhadap agamamu, saya percaya pada agamaku dan saya cukup sehat untuk berpuasa,” ujarnya.
Yamal juga membagikan rutinitasnya selama bulan Ramadan. Ia bangun lebih awal untuk sahur dan salat, serta mengonsumsi minuman elektrolit untuk menjaga tubuhnya tetap terhidrasi sepanjang hari. Ia menegaskan bahwa klubnya, Barcelona, sangat mendukungnya dalam menjalankan ibadah puasa. Klub memberikan semua yang ia butuhkan agar tetap bisa tampil 100% di setiap pertandingan.
Pernyataan Yamal ini tentu saja menuai banyak pujian dari berbagai pihak. Banyak yang kagum dengan komitmennya terhadap agama, meskipun ia berprofesi sebagai atlet profesional. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi para pemain muda yang juga menjalankan ibadah puasa.
Puasa dan Performa Atlet
Sebenarnya, bukan hanya Yamal yang membuktikan bahwa puasa tidak menghalangi performa atlet. Banyak atlet Muslim lainnya yang juga tetap tampil prima selama bulan Ramadan. Mereka memiliki cara masing-masing untuk menjaga kondisi fisik dan mental agar tetap optimal.
Beberapa tips yang biasa dilakukan oleh atlet yang berpuasa antara lain:
 * Mengatur pola makan: Memilih makanan yang tepat saat sahur dan berbuka sangat penting untuk menjaga energi dan hidrasi tubuh.
 * Istirahat yang cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan tubuh, terutama saat berpuasa.
 * Menjaga hidrasi: Mengonsumsi banyak air putih dan minuman elektrolit saat sahur dan berbuka dapat membantu mencegah dehidrasi.
 * Mengatur intensitas latihan: Atlet biasanya menyesuaikan intensitas latihan mereka selama bulan Ramadan agar tidak terlalu membebani tubuh.
Dengan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat, para atlet Muslim dapat tetap berprestasi di lapangan hijau, meskipun sedang menjalankan ibadah puasa. Lamine Yamal adalah salah satu contoh nyata bahwa keyakinan dan profesionalisme dapat berjalan beriringan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *