Makin Garang di Lini Depan, Patrick Kluivert Panggil Jebolan MU Bungkam Australia

Dua pertandingan krusial menanti Timnas Indonesia dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026. Pada 20 Maret 2025, Garuda akan menghadapi Australia di kandang mereka, Sydney Football Stadium, sebelum menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno lima hari kemudian.

Dua laga ini menjadi penentu ambisi Indonesia untuk terus bertahan di jalur kualifikasi. Di tengah tekanan itu, Patrick Kluivert, sang arsitek tim, dikabarkan sedang menyusun strategi taktis dengan mendatangkan wajah baru di lini depan: Septian Bagaskara, penyerang jebolan akademi Manchester United yang siap menyemarakkan dinamika serangan.  

Nama Septian Bagaskara mungkin belum sepenuhnya familiar di telinga publik, tetapi perjalanan kariernya layak menjadi perhatian. Bermula dari SSB Triple S pada 2004, pria asal Kediri ini mengasah bakatnya selama lebih dari satu dekade sebelum bergabung dengan Manchester United Soccer School Indonesia pada 2015.
Meski tidak merasakan langsung atmosfer Old Trafford, pendidikan sepak bolanya di bawah naungan klub raksasa Inggris itu memberinya fondasi teknis dan mental yang kuat.

Kini, di usia 27 tahun, Bagaskara tampil sebagai salah satu penyerang paling menjanjikan di Liga 1 dengan torehan 7 gol dan 1 assist dalam 756 menit bermain bersama Dewa United.  

Kiprahnya tidak instan. Sebelum bersinar di level tertinggi, ia menghabiskan waktu di klub-klub seperti Persedikab, Persik Kediri, dan RANS Nusantara FC. Prestasi terbesarnya terjadi pada 2018 saat menjadi pencetak 28 gol di Liga 3 sekaligus mengantarkan Persik Kediri promosi ke Liga 2.

Kini, Persik bahkan sudah bermain di Liga 1, sementara Bagaskara terus membuktikan bahwa dirinya layak diperhitungkan.

“Dia punya fisik ideal untuk posisi penyerang: tinggi 183 cm, kuat dalam duel udara, dan mampu menjadi *target man*,” ujar Bung Harpa, pengamat sepak bola senior, dalam analisisnya.  

Keputusan Kluivert untuk memanggil Bagaskara bukan tanpa alasan. Meski kerap menjadi *super sub* di Dewa United, striker ini dinilai memiliki mentalitas yang berbeda dibandingkan penyerang lokal seperti Ramadhan Sananta atau Hokky Caraka.
“Dia berani mengambil risiko dengan *kick pass* di area pertahanan lawan. Itu hal yang langka,” tambah Bung Harpa. Kemampuannya menciptakan peluang berbahaya dalam waktu singkat menjadi senjata yang mungkin diperlukan Timnas untuk menghadapi pertahanan Australia yang dikenal solid.  

Tak hanya soal teknik, kehadiran Bagaskara juga diharapkan memberi variasi taktik. Jika selama ini Indonesia bergantung pada kecepatan Ragnar Oratmangoen atau kreativitas Marselino Ferdinan, sosok Bagaskara bisa menjadi solusi saat tim membutuhkan pendekatan fisik dan ketajaman di kotak penalti.

Apalagi, laga melawan Australia diprediksi akan berlangsung intens, di mana duel udara dan kemampuan mempertahankan bola di sepertiga akhir menjadi kunci.  




HALAMAN :

  1. 1
  2. 2
  3. 3


Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *