Formula 1, olahraga balap yang sangat berkelas dan prestisius di dunia kita ini. Diawali pada tahun 1950, tetap menjadi salah satu warisan pertandingan terbesar dunia yang bergengsi dan ternama. Selalu dipenuhi oleh aksi, drama, serta kejuaraan yang diperebutkan oleh para pembalap dengan sportivitas yang sangat tinggi. Namun, di balik kehebohan dan kecepatan para pembalap yang tinggi, ada satu masalah yang sampai sekarang masih menghantui lingkungan kita, emisi karbon. Masalah tersebut menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas, karena Formula 1 menyebabkan dampak yang sangat besar dan buruk bagi lingkungan disebabkan oleh emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan yang mendukung jenjang tersebut.
Emisi karbon yang muncul dalam jenjang olahraga balap Formula 1 ini berasal dari berbagai hal yakni:
-
Pembakaran bahan bakar dalam mobil balap Formula 1: Pembakaran bahan bakar dalam mobil Formula 1 berkontribusi dalam meningkatnya emisi karbon di Bumi. Dalam satu musim jenjang balapan Formula 1, mobil-mobil balap menyumbang sekitar 1.796 ton gas emisi karbon dioksida ke atmosfer. Pembakaran bahan bakar ini menyumbang sekitar 0,7% dari total emisi karbon yang dihasilkan oleh jenjang olahraga balap tersebut.
-
Operasional sirkuit dan fasilitas dalam sirkuit balap: Dalam Formula 1, tentu harus ada sirkuit dimana mobil-mobil akan bertanding. Untuk mengoperasikan sirkuit beserta fasilitas dalam sirkuit tersebut membutuhkan energi yang sangat besar. Energi tersebut didapat dari pembangkit tenaga listrik yang menghasilkan jejak karbon. Fasilitas seperti lampu-lampu, air conditioner, dan lainnya. Hal ini menghasilkan sekitar 7,3% (18.728 ton) jejak karbon.
-
Fasilitas Pabrik: Pembuatan mobil balap Formula 1 terjadi dalam pabrik tim masing-masing. Peralatan-peralatan seperti terowongan angin, simulator, bengkel, dan lain-lain menggunakan energi yang sangat besar sehingga berkontribusi dalam menghasilkan 19,3% dari total emisi karbon dalam Formula 1. Fasilitas Pabrik menyumbang 49.514 ton emisi karbon.
-
Transportasi karyawan dan logistik: Jenjang balapan Formula 1 mengadakan lebih dari dua puluh Grand Prix di berbagai negara dalam lima benua (Eropa, Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Oceania). Maka dari itu, diperlukan transportasi untuk mengantarkan mobil balap, karyawan, dan logistik dari satu tempat ke tempat yang lain. Transportasi ini dalam bentuk pesawat dan mobil, dan membutuhkan bahan bakar dengan jumlah yang sangat banyak. Apalagi dengan adanya sepuluh tim yang mengikuti balapan tersebut, dan dalam masing-masing tim memiliki dua mobil dan sekitar ratusan hingga ribuan orang. Hal ini menghasilkan sekitar 72,7% atau 186.513 ton emisi karbon tiap musimnya.
Jika di total, maka akan ada sekitar 256.551 ton jejak karbon yang dihasilkan oleh hanya satu musim dalam jenjang balapan Formula 1.
Dampak dari emisi karbon yang dihasilkan oleh jenjang balapan Formula 1 sangatlah besar bagi lingkungan. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer berkontribusi pada peningkatan suhu global, sehingga memperburuk perubahan iklim yang sudah terjadi di Bumi. Efeknya pasti akan meluas jika tidak ditindak dari sekarang. Dimulai dari cuaca ekstrem, terganggunya ekosistem alami, hingga mencairnya es di kutub utara dan selatan. Bukan hanya itu, polusi udara dari emisi transportasi dan logistik F1 juga memperburuk kualitas udara di sekitar lokasi balapan mobil Formula 1. Jika hal tersebut tidak kita kendalikan, dampak-dampak ini berpotensi merusak lingkungan secara jangka panjang dan mempercepat kerusakan planet yang semakin rentan.
Kesimpulannya? Sekarang, pihak yang bertanggungjawab atas berjalannya jenjang balapan mobil Formula 1, Fdration Internationale de l’Automobile atau bisa disingkat dengan FIA, menetapkan target yang sangat ambisius pada 2030, yaitu “Net Zero Carbon“. Dalam program dan target ini, Formula 1 berencana untuk menjadi lebih ramah lingkungan, dan mengurangi jejak karbon. Hal tersebut akan mulai diterapkan (atau bisa disebut ‘dicicil’) mulai dari tahun 2026. Dalam tahun tersebut, FIA akan menetapkan empat target utama:
-
Bahan bakar yang akan digunakan akan menjadi 100% berkelanjutan dan bersifat netral karbon. Jumlah karbon yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar akan sama dengan jumlah karbon yang dikeluarkan dari mesin mobil balap.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!